Dua belas (end)

627 72 8
                                    

"-Tidakk, kau tidak bersalah jeongwoo, dunia ini tidak boleh mempertahankan orang orang seperti mereka, apa yang kau lakukan itu sudah benar, kita tidak tahu kan berapa banyak orang yang tersiksa akibat perilaku ibu dan anak itu?"

Aku diam sejenak

Benar juga

Aku pun tersenyum lebar dan memeluk eomma "terima kasih eommaa"

Ibuku yang terkejut langsung membalas pelukanku "kau sudah melakukan yang terbaik sayang"

Aku kembali ke dalam kamar woojin hyung yang sekarang dia sedang menari nari tidak jelas

"Park woojinnn! Cepat ceritakan tentang kakek!!!"

Woojin hanya menatapku sebentar kemudian kembali menari nari yang sepertinya itu adalah tarian untuk kemenangan gamenya

Aku yang tidak tahan dengan kelakuannya langsung merengek "EOMMAA~~"

"Baiklahhh kemari kemari, duduk disini" ucapnya menepuk nepuk sisi ranjang

Aku pun tersenyum "jadi bagaimana?"

"Jadi begini"

Aku hanya diam mencoba mendengarkan dengan seksama

"Jadi"

"Iya?"

"Begini"

"Hem?"

"Jadi begini"

"...."

"Jadi"

"....."

"Begini"

"....."

"Jadi begi—"

"YAK!!! SAMPAI KAPAN KAU AKAN MENGATAKAN JADI BEGINI JADI BEGINI HAHHH"

"Dengarkan aku duluuuu"

"Jika kau mengatakan seperti itu lagi, aku akan membakar kamarmu"

"Baiklah kakek ituuu emmm bagaimana yah, intinya dia sama persis sepertimu, tapi dia menghadapi semuanya dengan senyuman sedangkan kau hanya bisa mengeluhhh saja"

"Lalu? Hanya itu?"

"Ahhh aku juga dulu pernah menanyakan kenapa dia selalu mendapat kesialan tapi bisa bisanya masih tersenyum"

"Lalu kakek jawab apa?"

"Dia bilang, aku senang karena bisa menolong orang" kata woojin mulai duduk di sampingku

Aku pun sedikit tersentuh mendengar kata kata itu, andaikan saja kakek ada disini aku akan menceritakan semua yang sudah aku lalui dengan kesialan ini

Aku menoleh ke arah woojin hyung "lalu apalagi? Eh? Hyunggg, kau menangissss?" Ucapku terkejut ketika melihatnya sudah bercucuran air mata

"Yak! Tidakk, aku tidak menangis hikssss, mataku hanya kelilipan, aku aku tidak menangis HUAAAAAA"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seminggu kemudian...

Minggu pagi

Aku sedang melajukan sepedaku sambil membonceng jinhyun yang duduk tenang di belakang

"Sepertinya disini hanya aku yang berolahraga"

Jinhyun yang mendengar itu langsung memukul punggungku

"Suruh siapa tidak membawa sepeda"

"Aku punyaaa"

Bad Luck | Park JeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang