04-Cewek Tukang Pel

12 1 0
                                    


HEI! HEI! HEI! YO!

Star balik lagi dengan update-an HUGO🤗

OH IYA, NANTI JANGAN LUPA BACA DESKRIPSI DI BAWAH YA SOALNYA ADA INFORMASI YANG MAU AKU SAMPAIKAN KE KALIAN.

Jangan lupa pencet tombol bintang di pojok kiri bawah ya 🌠

Selamat membaca❤️

****

"Kok lo tega banget, lebih belain temen daripada adek sendiri, gue laporin ke mama lo ntar lihat aja!" Kelvin yang mendengar itu langsung terdiam dengan wajah yang memucat laporan Anet ke mamanya sama dengan pemotongan uang jajan selama sebulan. Bisa gawat dia kalau nggak dapat uang jajan gimana mau nongkrong sama teman-temannya.

"Yee cepu, dasar cemen." celetuk Hugo dengan wajahnya yang menunjukkan ekspresi meremehkan sambil menatap sinis ke Anet.

"Heh mending lo diem deh, ini urusan gue sama kakak gue. Urusan kita belum selesai yah lo harus bantuin gue ngepel lantai ini lagi, titik." sahut Anet

"Gini yah ini tuh bu..." belum selesai ucapan Hugo sudah terdengar teriakan yang sama seperti di kantin, ya siapa lagi kalau bukan Bu Ranti.

"Heh anak-anak bandel ngapain kalian masih di luar kelas hah?!" bentak ibu Ranti.

"Dih si ibu, kita tuh lagi nontonin nih orang berdua ribut kan asik tuh, ibu mau ikutan nimbrung gak bu? Asik tau, sini deh Bu," Alfred lah yang mengatakan itu dengan wajah tengilnya.

Bu Ranti yang mendengar itu mendelik tak elak dia juga tetap berjalan ke arah siswanya itu, dengan Anet dan Hugo yang saling melemparkan tatapan permusuhan.

"Ini kenapa lantai jadi kotor begini, terus kamu kenapa ada di sini? bukannya kamu harus ikut MOS," ucap Bu Ranti ketika melihat lantai yang kotor, dia juga bertanya kepada Anet setelah melihat penampilan gadis itu yang menggunakan perlengkapan MOS.

Anet yang mendengar itu segera membalas ucapan Bu Ranti, "Iya Bu saya ikut MOS tapi saya telat datang makanya saya dikasih hukuman bersihin koridor kelas 11 dan 12," terang Anet.

"Terus kalau masalah lantai kotor itu ibu tanyain aja sama cowok yang ada di depan saya ini, dia yang nabrak saya makanya air pel-annya tumpah. Tapi dia nggak mau tanggung jawab, malah saya yang disuruh tanggung jawab," lanjut Anet lagi dengan menjelaskan kejadian yang terjadi, sambil menunjuk Hugo dengan dagunya dengan tatapan yang sinis, Hugo membalas tatapan itu dengan sinis juga.

Bu Ranti yang mendengar itu jadi pusing sendiri, akhirnya dia memberikan keputusan. "Yaudah kalau gitu daripada masalah tambah panjang mending kamu kembali ke rombongan anak-anak MOS, kalau nggak salah mereka udah pindah ke aula, nanti yang bersihin ini biar cleaning servis aja," pinta Bu Ranti pada Anet, yang dibalas anggukan.

"Dan kalian berenam ikut ibu kelapangan kalian harus dihukum berdiri di tengah lapangan sambil hormat ke tiang bendera!"

"Loh kok gitu sih Bu?!"
"Lah gak adil lah bu, orang yang nabrak Hugo doang!" Hugo yang mendengar itu mendelik ke arah teman-temannya yang dibalas cengiran goblok oleh mereka.

"Gak ada salah ini salah itu, kalian semua SALAH! Karena nggak masuk kelas." tegas Bu Ranti tanpa mau dibantah. Hugo and friends hanya bisa pasrah saat Bu Ranti mengatakan itu dengan mutlak, mereka tidak mau membalas lagi karena kalau sampai Bu Ranti murka bisa-bisa surat panggilan orang tua terkirim ke rumah mereka masing-masing.

"Dan kamu cepat ke aula, nanti tanya aja sama anak OSIS bilang yang suruh kamu balik Bu Ranti, kamu taukan aula dimana?" tanya Bu Ranti pada Anet yang dibalas gelengan. Melihat itu Kelvin langsung menyahut, "saya aja Bu yang anterin, dia ini adik kandung saya. Saya sebagai kakaknya harus melindungi dan mengayomi adik saya satu-satunya hehe,"

HUGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang