PART 10

24 3 4
                                    

Paginya

Aku sedang bersama Yura saat ini dikantin setelah kelas selesai aku langsung menuju kantin. Aku daritadi hanya melamun memikirkan– hah siapa lagi kalau bukan yoongi aku sangat bodoh kenapa masi mengharapkanya jangan bilang kalau sekarang aku rindu denganya. Aku–

"Yeji-ah apa kau mendengarkanku!!" Lamunanku terbuyarkan karena tiba-tiba Yura berteriak didepanku. Aku menengok kearahnya dan mengangkat sebelah alisku

"Yak!! Jadi dari tadi aku ngomong panjang lebar aku tidak mendengarkanku?! Kenapa daritadi kulihat kau bengong terus dikelas tadi juga kau sampai kena marah Dosen gara-gara tidak fokus! Tidak biasanya kau begini! Kau ini kenapa lagi Yeji-ahh" omelnya panjang lebar

"Kau ini bicara apa si siapa juga yang begong" belaku

"Benarkah? Lalu tadi aku bicara apa?" Tanyanya padaku membuatku menggaruk tengkuk leherku yang tidak gatal

"Memang kau tadi bicara apa" ucapku polos

"YAKK!! YEJI-AH AKU DARI TADI BERCERITA SAMPAI MULUTKU BERBUSA KAU SAMA SEKALI TIDAK MENDENGARKAN KU SAMA SE–" Aku langsung membekap mulutnya agar berhenti berhenti berteriak karena kita berdua sudah jadi pusat perhatian

"Tidak usah berteriak bodoh! Membuat telingaku mau pecah rasanya! Apa susahnya katakan kembali yang kau katakan tadi"

Dia menepis tanganku dari mulutnya "Bagaimana aku bisa bicara kalau mulutku saja tertutup tanganmu" katanya aku hanya terkekeh melepas tanganku dari mulutnya

"Sekarang cepat katakan sebelum aku berubah pikiran"

"Ck, baiklah aku cuma mau bilang kalau kemarin Namjoon Oppa menembaku" ucapnya sambil senyum-senyum sendiri.
Aku hampir saja tersedak air liurku

"YAKK! KENAPA KAU TIDAK MEMBERITAHUKU SEJAK KAPAN KAU DEKAT DENGANYA KE–" Kini gantian dia yang membekap mulutku. Aku melepaskan tanganya dengan kasar

"Kenapa kau..." ucapku terhenti Yura mengisyaratkanku untuk melihat ke belakangnya

"Ekhem*..."
.
.
.
Disini aku dibelakang Kampus dengan keadaan canggung berasama Yoongi. Ya orang yang tadi tiba-tiba datang itu yoongi dan memaksaku untuk bicara empat mata dibelakang kampus aku sempat menolak tapi lagi-lagi dia memaksaku

"Ada apa?" Tanyaku to the point memecah keheningan

Dia hanya menatapku tanpa mau membuka mulutnya

"Jika tidak ada yang mau dikatakan aku pergi" baru saja berjalan selangkah yoongi menahan tanganku

"Maaf.." satu kata yang terlontar dari mulutnya. Aku mengerutkan dahiku tidak paham apa maksud dari kata 'maaf' yang dilontarkan yoongi

"Maaf untuk kemarin aku bisa menjelaskanya.."

Aku menepis tanganya

"Jelaskan? Jelaskan seperti apa maksudmu?! Kau mau jelaskan kalau sudah bertunangan denganya? Iya?!!" Tanyaku emosi

"Maaf.." gumamnya tanpa mau melihat kearahku

"Cih, aku tak butuh maafmu. Simpan saja kata maafmu aku sudah muak dengan kata maafmu hiks" aku menangis lagi dan sekarang aku menangis didepanya

Kurasakan yoongi menariku kedalam pelukanya awalnya aku memberontak tapi dia memedekapku dengan begitu nyaman dan malah membuatku luluh lagi

"Hikss...Kau jahat, Brengsek!!"

Dia malah mendekapku semakin erat dan mengelus rambutku lembut.

"Maaf aku terpaksa melakukanya"

"Lepaskan aku Min!!"

Akhirnya dia melepaskan pelukanya melihatku dan menghapus sisa air mata yang terisisa di sana

"Maaf sekali lagi aku mencintaimu Yeji-ya" setelah mengatakan itu dengan cepat dia mencium bibir cheryku melumatnya dengan lembut. Dan bodohnya kenapa aku malah membalasnya bukanya menolak! Entah sejak kapan aku sudah mengalungkan kedua tangaku dilehernya. Aku menikmati ciumanya dia juga menekan tengkuk leherku agar ciumanya semakin dalam

Setelah beberapa menit yoongi melepaskan ciumanya dan menatapku sendu

"Aku pergi dulu" lalu meninggalkanku yang mematung sendirian disana. Aku membeku beberapa menit setelahnya aku tersadar "Dasar Min Brengsek Yoongi!!" Makiku

–Yoongi pov–

Katakan aku sudah gila! Mungkin aku memang sudah gila kenapa aku tadi mencium Yeji dan kenapa setelah itu aku malah meninggalkanya sendirian disana

"Arggghhh" aku memukul stir mobilku kemudian aku mengambil ponselku untuk menghubungi seseorang

"Kau dimana?" Tanyaku waktu panggilan tersambung

"Ada apa tumben sekali menghubungiku"

"Ck, tinggal katakan saja kau dimana"

"Aku ditempat biasa"

"Aku kesana"

Pip!

Because Of You || MygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang