September 2012.
Mendefinisikan kata ‘cantik’
Bermakna berbeda bagi setiap orang,
Buat gue, cantik itu Janit.——————
[ Abraham ]
“Cantik banget sih?”
“Apaan sih basi lo!”
Mau tahu gimana gue pertama kali ketemu Janit? Gue ketemu di koridor kampus waktu jaman kita berdua masih pakai hitam putih dengan atribut rame yang dikalungkan dan dipakai disana sini.
Janitra dengan rambut dikuncir kuda, kedua mata yang tidak bisa dikategorikan belo, tapi buat gue saat itu dia yang paling outstanding di antara cewek maba lainnya.
Fine, lo semua boleh bilang gue bucin. Emang iya.
Dan pertama kali kita ketemu saat gue sama dia papasan habis dari kamar kecil. Saat itu kita lagi ospek univ, mewajibkan seluruh mahasiswa dari seluruh fakultas untuk berbaur.
And I thanked God for that.
Gue sedang menertawakan masa lalu dimana gue mengakui bahwa gue sangat bego saat itu. Gue pikir Janit adalah cewek pada umumnya yang akan tersipu waktu pertama kali gue puji cantik. Lalu akan dengan mudahnya gue dekati meski hanya beberapa kali gue datangi, gue beri afeksi dan gue kirim chat seharian penuh.Ternyata enggak. Janit bukan cewek seperti itu. Dan hal itu yang buat gue penasaran setengah mati. Katakanlah gue memang brengsek, semua orang tahu itu. Meskipun record gue dari jaman SMA nggak kebawa sampai kampus gue, tapi masih banyak puluhan teman-teman SMA gue yang sialnya sekampus sama gue. Jadi kalian semua bisa tahu kan darimana asal usulnya sebutan Abam fucboi berasal kalau bukan dari para deretan teman-teman gue atau para mantan gue.
Pertemuan pertama gue di koridor berlalu tanpa percakapan. Diikuti pertemuan lainnya sepanjang ospek univ hingga jadwalnya berakhir. Bagi gue yang terpenting adalah gue sudah mengantongi namanya serta fakultasnya berada.
Maka begitu kami resmi jadi mahasiswa kampus, hal yang pertama kali gue lakukan di hari pertama gue mulai kuliah adalah nongkrong di kantin fakultasnya. Dan tepat seperti dugaan gue, dia ada disana.
Waktu itu dia berdua dengan salah satu teman sekelasnya. Gue berniat hanya mengamati, begitulah niat semula gue. Sampai begitu gue perhatikan gimana dia bicara, tertawa, berpikir dan segalanya bikin gue terlalu impulsif hingga tanpa pikir panjang gue sudah melangkah ke arah mejanya. Lalu kalimat pertama yang gue ucapkan adalah sebego-begonya seorang Abraham Reynand.
“Cantik banget sih?”
Gue bicara terlalu jujur.
Dia menoleh, bukan untuk tersipu. Tapi kedua alisnya bertaut dengan wajah heran dan kepalanya menatap sekeliling. Seperti meyakinkan dirinya sendiri bahwa kalimat itu memang ditujukan untuknya. Saat itu gue nggak paham kenapa Janit seperti nggak menyadari bahwa dia terlalu cantik untuk diabaikan oleh mata-mata sekitar.
Dan begitu dia menyadari kalimat pujian dari gue itu benar ditujukan untuknya dia menghela napas lalu menggelengkan kepalanya.
“Apaan sih basi lo!”
“Taruhan berapa sih lo sama temen-temen lo buat dateng mendadak terus flirting stranger kaya gue?”“Salah orang lo.”
Dan gue sukses melongo, nggak paham dengan jalan pikiran cewek cantik yang ternyata sangat galak dihadapan gue ini.
Tapi satu hal yang saat itu gue pahami, mendapatkan dia nggak akan semudah yang gue duga.
——————
Hai, semoga nggak bingung ya karena aku bawa cerita ini dengan alur yang maju mundur. Bisa diliat di paling atas akan ada time stamp-nya alias tahun kisahnya.
Thank you xoxo
YOU ARE READING
Askara
FanfictionSaat semesta memiliki berbagai cara untuk memberikan segala kemungkinan yang tidak dapat diprediksi, saat semesta bisa dengan begitu mudah mempertemukan yang tidak pernah terduga, memisahkan yang semula bersama. Kamu menjadi sekian alasan aku memper...