Mama ?

352 57 1
                                    

"Mama" Panggil Silla dengan senyuman indah nan lembut .
"Aku .. anak baikkan?" Tanyanya masih dengan senyuman indah namun ditemani suara yang menakutkan.

"Ka .. kamu anak baik Silla" jawab sang Mama sambil terisak ketakutan.

"Lalu , kenapa aku dibuang ? kenapa mama benci sm aku ?" tanya silla dengan raut datar dan tatapan mata yang kosong.

Mama hanya terdiam , tanpa mampu menjawab.

"Mama , ayo main" ajak Silla dengan girang dan tatapan mata yang polos. Namun beberapa detik kemudian berganti dengan tatapan tajam dan seringai yang mengerikan.

Karena bermain yang dimaksud adalah bermain dengan pisau yang sengaja disembunyikan olehnya.

Pisau itu ia goreskan dengan pelan dipipi sang Mama , bukan karena tak tega . Namun karena ingin menikmati rasa takut dan darah yang mengucur secara perlahan.

"Mama , sakit ?" Tanyanya lirih

"Sa.. sakit , am.. ampun Silla" mama meminta ampun sambil menangis karena ketakutan. Ia tak habis pikir bahwa anaknya .. anak yang ia benci akan nekat berbuat seperti ini.

"Baguslah , teruslah merasa takut ma" ucap Silla bahagia karena melihat sang Mama ketakutan.

Kini pisau ini dia mainkan didaerah perut.

"Mama , dulu aku tinggal disinikan ?" Tanya Silla lembut.

"Ii..iya Si.." jawab mama yang tak selesai karena perutnya menjadi sasaran pisau yang dipegang anaknya.

"Jangan menangis mama , aku belum selesai bermain" ucap Silla dengan senyuman lembut. Yang indah dilihat oranglain , namun menakutkan didepan mamanya.

Mamanya lemas , bahkan untuk berdiripun ia terpaksa karena ikatan dilehernya , dan pisau yang sengaja ditaruh dibawah dengan posisi siap menusuk mangsanya jika terduduk. Ia tak punya pilihan selain bertahan untuk berdiri meski tenaganya hampir habis karena kehilangannya banyak darah.

"Mama , ini akan menjadi permainan terakhir kita." Ucap Silla yang tersirat seakan tak sabar melihat sang mama mati dihadapannya.

Pisau itu ia arahkan disekitar dahi dan dada.
"Andai mama dulu menggunakan otak dan hati dengan baik" ucap Silla sebelum menancapkan pisau digenggamannya ke dahi , kemudian mencabutnya dan menancapkan kembali ke bagian dada.

Mamanya mati , mati dengan posisi mengenaskan. Mati karena anaknya sendiri.

"Mama .. Silla bahagia" ucap Silla setelah melihat darah yang bercucuran dari hasil tancapan pisaunya.

- sv / slvnhng

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Go!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang