Chapter 5

562 67 63
                                    

"Nam suka es krim nya?"

Bocah kecil itu melihat pada sang ibu yang tersenyum, seolah memberikannya izin untuk menjawab. Ia menoleh pada pria dewasa yang tengah memangkunya dan tersenyum riang.

"Suka!! Terima kasih, Daddy."

Ohm tertawa, mengecup pipi Nam sayang. Ia melihat pada Mint yang sedang memasak makan malam. Diliriknya jam yang ada pada rak buku yang mulai terisi dengan buku cerita anak-anak itu. Sepertinya ia harus segera pulang.

"Cobalah mengajari Nam untuk tidak takut menjawab." Ujar Ohm mendekati Mint, "Setiap kali ditanya sesuatu, ia selalu melirikmu dulu sebelum menjawab."

Mint menoleh sejenak, lalu kembali fokus pada masakan sederhananya, "Selama ini, aku mengajarkan agar tidak sembarangan menjawab pertanyaan orang. Sekedar untuk tidak membuka aib, atau terkadang aku takut ia salah menjawab ayahnya dan berakhir dipukuli."

"Tapi mental seperti itu tidak baik untuk Nam. Ia harus belajar untuk mengemukakan apa yang ia pikirkan." Ohm menghela nafas, "Dan orang itu bahkan bukan ayahnya."

"Baik, baik tuan pengacara. Aku akan menjelaskan padanya nanti." Mint mengambil piring kecil, "Lagipula aku bingung harus menjawab apa jika ia bertanya tentang siapa ayahnya."

"Aku."

Jawaban Ohm membuat Mint terhenti sejenak. Ia menarik nafas, lalu kembali menyendokkan makanan pada pan ke atas piring yang diambilnya.

"Katakan aku ayahnya. Lagipula ia memang memanggilku seperti itu." lanjut Ohm

Mint tersenyum, lalu berjalan menuju meja kecil tempat biasa ia dan Nam menyantap makanan mereka. ia melihat pada Ohm yang mengambil jasnya.

"P'Ohm sudah mau pulang?"

Ohm mengangguk, "Ada sedikit pekerjaan yang harus kuselesaikan."

"Sebentar," Mint mengambil sebuah jas dari lemari, lalu menyerahkannya pada Ohm, "Ini sudah kucuci. Phi tidak makan dulu? Aku sudah memasak bagianmu, sebenarnya."

"Aku.."

"Nam boleh makan sama Daddy?"

Dua orang dewasa itu melihat pada bocah kecil yang menatap mereka dengan wajah riang. Ohm melirik pada Mint, lalu tersenyum pada Nam.

"Ya sudah." Ohm berjongkok, menyamakan tingginya dengan Nam, "Tapi jagoan Daddy tidak boleh pilih-pilih makanan."

"Tapi.. Nam tidak suka wortel..." lirik Nam pada masakan ibunya

"Hm.. Daddy tidak suka juga." Ohm tertawa, "Tapi tidak boleh boros. Mama kan sudah memasaknya. Kasihan pada Mama yang sudah capek memasak."

Nam merengut kecil, lalu mengangguk lucu, "Tapi, Daddy suap ya?"

"Anak pintar harus belajar makan sendiri." Ohm tertawa, "Kalau Nam makan sendiri, Daddy dan Mama kan jadi senang karena Nam sudah pintar."

Nam membuka mulutnya, lalu mengangguk, "Ibu guru bilang, anak pintar harus buat orang tuanya senang. Nam mau belajar makan sendiri."

Membuat dua orang dewasa itu hanya tertawa kecil melihatnya.

...

Ohm berjalan lelah memasuki apartemen tempat tinggalnya. Keadaan apartemen terlihat sudah gelap. Sepertinya, Fluke sudah tidur.

Tentu saja. Sudah jam sepuluh malam sekarang. Usai makan malam bersama Nam dan Mint, ia harus kembali ke kantornya karena ada file yang lupa ia salin dari komputernya. Akhirnya tiba semalam ini di rumah. Ia berjalan menuju dapur, mengambil segelas air minum dan melihat pada meja makan yang tidak kosong. Ohm mendekat, membuka penutup makanan di atas meja.

Precious (RaR's Spin-off)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang