Chapter 7

702 69 42
                                    

"Mean jadi anak yang baik kan?"

Ohm bisa melihat Mean mengangguk di layar komputernya, membuatnya tertawa.

*Mean rindu Daddy.*

"Daddy juga rindu padamu, jagoan."

*Dia selalu saja meributimu. Bahkan saat berbicara dengan Fluke, ia tak pernah berhenti menanyakanmu.*

Ohm tersenyum mendengar ucapan Earth. Fluke. Sepertinya pria kecil itu sama sekali tidak menceritakan apa-apa pada Earth.

"Maaf ya jagoan. Daddy akan lebih sering meneleponmu."

*Janji???*

"Janji."

Ohm bisa mendengar teguran Earth pada Mean untuk berhenti mengganggunya. Ia menggelengkan kepalanya. Dua orang itu terdengar sangat bahagia.

*Seharusnya kau istirahat Ohm.* tegur Earth, *Kau kelihatannya lelah sekali.*

"Tidak apa, Earth. Aku juga merindukan Mean. hanya kurang tidur saja belakangan ini." Jelas Ohm

*Ya sudah. Segera pulang dan peluk anak ayammu, supaya tidurmu lelap.*

Ohm terdiam, melihat layar komputer yang sudah berhenti menunjukkan wajah Mean. Pulang dan memeluk ayam? Ohm terkekeh menggelengkan kepalanya.

"Seandainya aku bisa, aku akan melakukannya."

Ia melihat pada foto senyuman di layar komputernya. Senyuman manis yang sangat dicintainya. Kira-kira, bagaimana kabar pria manis itu? Apakah ia hidup dengan baik? Apakah ia makan dengan teratur?

Ohm melihat pada arlojinya. Ia tersenyum, mengambil kunci mobilnya dan turun. Ia masuk ke dalam mobil, sedikit melihat pada matahari yang cukup terik.

"Makan siang apa ya..."

Mobil itu melaju membelah jalanan. Ohm memutar pelan lagu yang disukai pria manisnya. Sebagian lagi yang ada adalah lagu yang Fluke sukai, sebenarnya. Ia mengemudi dengan hati-hati, lalu memasuki area yang mulai terlihat dipadati mobil. Ia tersenyum pada beberapa wanita yang mengenalinya, namun tak berniat mendengarkan pujian-pujian yang mereka lontarkan tentangnya. Ia berdiri di gerbang, mencari.

"Nam!"

Bocah kecil itu melihat ke gerbang saat mendengar namanya. Ia tersenyum, terlihat menunjuk pada Ohm saat berbicara dengan gurunya.

"Daddy!"

Ohm tertawa saat mengangkat Nam dalam gendongannya. Ia melihat pada noda coklat di seragam bocah itu dan menggelengkan kepalanya.

"Nam makan coklat lagi?"

Nam mengangguk, tersenyum manis padanya.

"Nanti sakit gigi loh." Ujar Ohm membuka pintu mobilnya, lalu mendudukkan Nam di kursi samping pengemudi.

"Tapi Nam rajin gosok gigi."

Ohm tertawa saat ia masuk ke dalam mobil. dihidupkannya mesin mobilnya, lalu tersenyum melihat pada bocah kecil yang menyentuh dashboard.

"Duduk yang benar, Nam." Tegur Ohm memasangkan seatbelt pada Nam, "Mau makan apa?"

Nam melihat pada Ohm dengan mata bulatnya yang lucu. Ia terlihat berpikir, bingung.

"Tidak tahu."

"Hmm..."

"Tapi Nam mau makan sama Mama."

Ohm melihat pada Nam dan tersenyum, lalu mengelus lembut rambut Nam.

"Ya sudah. Kita beli makan siang, lalu makan bersama Mama, ya?" ujar Ohm, "Setelah itu, kita kunjungi Ingfah. Ar'News bilang ingin bertemu Nam."

Precious (RaR's Spin-off)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang