Bahasa Inggris

1.1K 241 47
                                    

Gue kesel, kenapa disaat masa magang gue mau berakhir malah ada aja sesuatu yang baru dimulai. Contohnya hari ini, semalam grup radio pada heboh karena mereka menuntut Mas Jen untuk segera menepati janjinya. Gue gak tau mereka udah berbuat hal apa sampai-sampai Mas Jen diterorin terus-terusan.

Mereka meminta Mas Jen ajarin Bahasa Inggris ke anak-anak radio hari ini!

Sebelum gue masuk, anak-anak radio sempat terlibat dalam acara pekan olahraga yang diadakan oleh Kementerian. Pesertanya cuma lingkup kementerian aja. Nah kebetulan Mas Jen ini jadi perwakilan dari radio untuk turnamen bulutangkis. Dia berjanji kalo menang di final, dia bakal ajarin anak-anak Bahasa Inggris.

Eh ternyata beneran menang, Mas Jen langsung ketar-ketir.

Sekarang semua staf radio berkumpul di meja bundar. Berbekal papan tulis dan juga spidol, pelajaran singkat Bahasa Inggris oleh Mr. Jenderal Parvi Anggara akan segera dimulai.

"Hello eperibadeehh. How are you? WOY JANGAN DIVIDEOIN DONG!" keluhnya dengan nada bicara yang naik satu oktaf saat melihat Mas Sandi yang udah sedia handphone beserta tripod mininya di atas meja.

"Buat kenang-kenangan Jen. Hahaha." tawa Mas Sandi kayaknya puas banget ngeliatnya.

"Matiin gak!!"

"Jenderal~ tidak boleh begitu." dengan nada lemah lembut.

"Ah bangke! Lo tuh ya bisaan banget keluarin manteranya!"

"Hahaha. Jenderal~ ayo belajar~" godanya sekali lagi.

"Ish yujielwai."

"Hah apaan tuh artinya?"

"Kamu ganteng, Pak." senyumnya kayak lagi ngeledek.

Padahal yang bener adalah

yu : U

ji : G

el : L

wai : Y

UGLY : GILA

Udah lah nyerah gue sama tingkah Mas Jen. Pinternya diatas rata-rata emang, mungkin kalo debat sama ayam ya dia akan tetap jadi pemenangnya.

"I'm not alone here cuz my assistant will help me. Brayen Revayen Gayendzah."

"Lebay anjir." celetuk Mas Yayan.

"Hello, everyone. My name is Brayen, and yeah today we will starting the class! Yeaaaaaaayyy!!!" heboh sendiri kayak penonton bola.

Semuanya mendadak diam bagaikan patung setelah melihat tingkahnya yang lebih gak jelasnya.

Sebenarnya mereka ini paham sama Bahasa Inggris, cuma tuh minder aja. Saking mindernya jadi gak kepake Bahasa Inggrisnya. Nah kebetulan Mas Jen ini sering kedapetan client yang dari luar negeri. Jadi dia harus mahir ngomongnya biar desainnya deal untuk dibeli. Lagipula kapan lagi bisa diajarin cuma-cuma sama dia. Kalo les betulan pasti mahal banget.

"Salah nih minta diajarin Bahasa Inggris, harusnya nih ya..." belum selesai ngomong, udah keburu dipotong sama Mas Jen.

"Apa hayo apaan Dew?"

"Harusnya nih ya lo ajarin kita bahasa kalbu, bisa gak?" tantangnya. Sontak pertanyaan barusan membuat semuanya justru mengolok pada Dewan.

"Bisa! Nih 'Percayalah hanya diriku paling mengerti, kegelisahan jiwamu kasih.. dan arti kata kecewamu~' ini kan yang lo mau?"

"Yee itu mah nyanyi!" protesnya.

"Lo lagian ada-ada aja sih nanyanya!"

"Udah-udah, kapan mulainya nih." lerai Mas Sandi.

[1] THE ANNOUNCERS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang