(Bukan) Bintang Tamu

1.3K 254 18
                                    

Setelah acara Mas Dewan dan Wawan berakhir, seperti biasa ada evaluasi dari Mas Sandi. Tapi itu gak berlangsung lama karena hasil siaran hari ini gak mengecewakan. Malah mendapat respon antusias dari pendengar.

"Rin, Sampai ketemu besok di jam 3!" ucap Wawan sebelum berpamit untuk pulang. Mukanya masih terlihat excited meskipun tadi pas evaluasi dia deg-degan karena Mas Sandi jadi bahan gibahnya selama program berlangsung. Untung aja Mas Sandi gak marah.

"Emang mau ada apaan, Wan? Bukannya minggu depan ya?"

"Udah liat aja besok! Balik ya! Mau bareng gak? Eh, gak jadi ding." urungnya kemudian setelah melihat seorang laki-laki muncul dari luar ruangan membawa peralatan liputan.

"Bang Yayan, duluan."

"Iya, Wan. Hati-hati, lo pulang sendirian?"

"Iya. Bang Yayan mau nganterin?"

"Enggaklah. Kasian deh lo."

"Bangke. Gue kira dia mau barengin." cibirnya pelan. Minta disabet emang.

"Gimana, Wan?" senyum lebarnya penuh arti kekesalan.

"Eh, enggak-enggak. Tadinya mau barengin orang. Tapi..."

"Udah gak usah barengin. Udah mau sore tuh, ntar keburu macet. Hati-hati ya!" dorongnya mengusir Wawan pulang.

"Gue bareng Mas Jen, Wan. Dia mau ketemu temennya di kafe deket kosan gue."

"Oh pantesan, eh sini dah gue mau ngobrol bentar." ajaknya keluar ruangan.

Tanpa memperhatikan orang yang satunya lagi dan main tinggal gitu aja, "Eh, Iya Mas Yayan! Wawan pamit sekalian! Mau ada bisnis sama Arina dulu bentar!"

Sementara gue cuma ngeliatnya sambil senyum gak enak karena mau diajakin ngobrol berdua doang, berasa ada rahasia banget diantara gue dan Wawan. Setelah kita berdua udah keluar ruangan dan berjalan lumayan jauh, kayaknya dia mau nagihin lagi nih janji gue waktu itu.

"Elooo...belommm...jawwabbb pertanyaan gue!" dengan nada kesal gemas.

"Haha, gue beneran kebelet pipis Wan kemaren."

"Kebelet apanya, gue nungguin lo sampai abis maghrib ya, masa abis itu gak balik-balik ke ruangan."

"Abis itu gue langsung pulang lah, tas gue ada di studio."

"Anjir, pantesan aja. Gue gak marah nih, tapi lo jawab sekarang. Iya apa enggak?"

Gue terdiam sebentar, pertanyaan ini tuh bukan seharusnya gue yang jawab. Karena gue masih merasa..."Gue bimbang, Wan. Lagian lo tau dari mana sih?"

"Nah gitu dong dijawab! Kan kalo kayak gini udah lunas utang lo ke gue. Ada deh."

"Lo beneran agen gosip ya, dari siapa?"

Gue gak bisa menyimpan rasa kekesalan gue setelah mendengar jawaban dari Wawan. Sementara Wawan cuma cekikikan melihat raut wajah gue yang tiba-tiba ketus. "Jangan diomelin, kasihan. Gue keep kok, tenang aja. Niat dia baik, Rin."

Besoknya, Mas Dewan jam 2 siang udah main ke ruangan. Padahal hari ini dia gak ada jadwal siaran. Dia lagi sibuk memainkan handphonenya di meja bundar.

 Dia lagi sibuk memainkan handphonenya di meja bundar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] THE ANNOUNCERS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang