Part 1

83 28 8
                                    

Author's POV

1 JUNI 2001

Pria itu terbangun dari tidurnya. Matanya yang sayu seperti mawar putih yang disinari senja menatap ke sekeliling.

Pria itu bernama Hwang Minhyun seorang CEO dari perusahaan besar MEGAN'S sekaligus seorang guru bagi anak-anak yatim. Entah mengapa dia ingin menjadi guru. Tapi baginya mengajar anak-anak itu menyenangkan, menyaksikan mereka tumbuh dan menjadi pribadi yang baik. Senyum mereka yang rapuh serapuh kaca dapat membuat bibir Minhyun tertarik keatas membuat sebuah simpul lembut yang menawan bagai awan.

Sudah lama aku tidak keluar, batin pria itu.

Lalu dia berjalan menuju cermin menatap tubuhnya yang seputih susu dan bersih tanpa sehelai bulu pun yang berani singgah disana.

"Ini tubuhku," gumamnya dengan sedikit lengkungan di bibirnya yang kemerahan-merahan pertanda mulut itu tak pernah berkata buruk.

"Hyung ... tubuhmu putih mulus tanpa bulu seperti tubuh seorang wanita ... kkk," sebuah suara berat menyahut sambil diikuti tawa dengan nada mencemooh, memecah keheningan di kamar itu, membuat rasa kesal langsung menggerayapi hati si pria ini.

"Diamlah Park Wooz atau aku akan membakar semua kartuku."

"Ugh, dia tau kelemahanku😒."

"Jika kau merokok, mabuk dan melakukan hal gila seperti terakhir kali, aku akan langsung membakar semua kartuku."

"Hmm ...," ucapnya lagi tak peduli.

Minhyun mengidap sebuah penyakit. Didalam dirinya hidup 10 jiwa dan 10 tubuh. Jadi bisa saja saat bangun tadi dia terbangun dalam tubuh lain dan bukan tubuhnya, tubuhnya juga bisa saja dipakai oleh salah satu jiwa yang ada di dalam dirinya. Penyakit ini sangat langka karena hanya Minhyun yang mengalaminya. Semua dokter dan ilmuwan hebat dan terkenal belum ada yang bisa menyembuhkan penyakit ini, bahkan sampai sekarang. Penyakit ini seperti misteri karena jangankan obat, penyebabnya saja masih belum diketahui. Lama kelamaan ini bukan lagi disebut penyakit melainkan kutukan. Kutukan itu datang saat Minhyun berusia 6 tahun. Saat itu Minhyun merasa sangat kesepian. Tapi kemudian kami terbentuk, Fort. Fort adalah nama yang diberikan oleh seorang profesor untuk Minhyun dan 10 orang lainnya yang ada di dalam dirinya.

Dan suara yang tadi terdengar dia adalah Park Woojin salah satu Fort. Minhyun bisa berbicara dengan semua Fort , hanya saja ketika Minhyun keluar dan mengambil alih tubuh, Minhyun hanya bisa berbicara dengan Fort yang nantinya mungkin akan menggantikan Minhyun mengambil alih tubuh. Seperti tadi Minhyun berbicara dengan Woojin, jadi kemungkinan besar nanti tubuhnya ini akan diambil alih olehnya. Atau mungkin tubuhnya pun akan ikut berubah menjadi tubuh Woojin atau salah satu dari Fort yang lainnya. Minhyun hanya berharap nantinya Woojin tidak membuat masalah.

Jika diumpamakan ada 6 titik yaitu titik A, B, C, D, E, dan F yang masing-masing terpisahkan oleh jarak yang sama. Fort yang sedang mengambil alih tubuh berada di titik A, maka Fort yang kemungkinan akan menggantikannya nanti berada di titik B. Sedangkan 9 Fort lainnya terdapat di titik F. Maka otomotis Fort yang ada di titik A dan B bisa berkomunikasi dengan lancar, karena jaraknya dekat. Fort di titik A tidak bisa mendengar suara para Fort yang ada di titik F karena jaraknya yang jauh yaitu terhalang oleh titik B, C, D, dan E ditambah ada ribuan suara yang terdengar dari dunia luar, Fort dititik A adalah Fort yang mengambil alih tubuh jadi otomatis dia mendengar langsung berbagai suara yang ada di sekitanya yang mengganggu untuk berkomunikasi dengan Fort di titik F. Fort di titik B tidak beda jauh keadaannya dengan Fort di titik A, hanya saja jika mungkin Fort itu mempunyai pendengaran yang kuat dan fokus maka mungkin dia bisa mendengar suara dan berkomunikasi dengan para Fort di titik F. Fort di titik F bisa mendengar semua percakan Fort di titik A dan B juga suara yang ada di dunia luar yang berada di sekitar Fort dititik A, karena walaupun jarak titik F ke titik A dan B sama jauhnya, tetapi tidak ada suara dunia luar yang mengganggu pendengaran mereka. Meskipun begitu mereka hanya bisa mendengarkan dan tidak bisa bertanya atau berkomunikasi karena toh Fort di titik A dan B tidak akan mendengar suara mereka. Tetapi sesama Fort yang ada di titik F bisa berkomunikasi secara bersamaan dengan lancar.

Eleven LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang