AAU 01

59 17 10
                                    

'Bruk'
Suara benda jatuh menggema di koridor kelas yang sepi.

"WOY KALO JALAN TUH LIAT-LIAT!" Bentak seorang cowok. Yang dibentak hanya menundukkan kepala.
"Maaf," hanya satu kata itu yang bisa ia ucapkan.

Cewek itu tetap meminta maaf walaupun sebenernya bukan salah dia. Tadi cowok itu yang menabraknya. Ia segera memungut buku-buku tugas yang berserakan.

"Maaf lo gk cukup! lo udah bikin lecet tangan gw! lo harus tanggung jawab!" Cowok itu menatap tajam cewek dihadapannya.

Cewek itu menatap bingung ke arah cowok itu.
"Lho kan situ yang nabrak saya, kok saya yang salah?"
"GW GAK MAU TAU! POKOKNYA LO YANG SALAH!" Bentak cowok itu ngegas.

"Lah ngatur! kan masnya sendiri yang nabrak saya duluan. Pake saya yang harus tanggung jawab segala! Gendeng!" Balas cewek itu tak kalah sengit.
Cowok itu mengepalkan tangan kanannya.
"Lo-"

"ALFIAN!"

Ucapan Alfian terhenti saat indra pendengarannya mendengar teriakan dan langkah kaki Pak Aji yang semakin dekat.
"Mampus!" Gumam Alfian.
"LO! URUSAN KITA BELOM SELESAI!"
Ucap Alfian lalu segera berlari meninggalkan Lea sendirian.

"Gila." Gumam Lea. Lalu melanjutkan langkah kakinya yang tertunda.

Skip

"Lo kemana aja Lea? Bu Rani nyariin tau," bisik Mira.
"Sorry-sorry. Tadi ada setan yang ngalangin jalan." Jawab Lea.
"Ha? Setan? Emang siang-siang gini ada setan? Sejak kapan lo bisa liat setan?" Rentetan pertanyaan datang dari Nina.

"Bukan gitu juga. Maksud gw tuh setan yang berwujud manusia." Lea menatap Nina tak habis pikir.
"Hah? Apasih? Gak paham gw,"
Nina menatap Lea dan Mira secara bergantian. Meminta penjelasan.

"Dahlah males," ucap Lea dan Mira serempak.





Jangan lupa ninggalin jejak:(

All About Us!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang