- one ; new friend

1.2K 82 21
                                    

Author POV

Boruto datang pukul 6 pagi. Sengaja, lantaran tak ingin bertemu dengan kakak atau adik kelas yang sering membullynya.

"Pagi, anak bisu!"

Boruto menoleh, menatap orang itu ketakutan. Sedangkan orang yang ditatap tersenyum miring.

"Kenapa? Takut ya, makanya dateng pagi?"

Boruto menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Baru saja selangkah maju, orang itu sudah menjegatnya terlebih dulu.

"Gimana kalau kita pemanasan dulu? Kan kemaren kita ga ketemu gara-gara lo dateng pagi" ujar orang itu, mencengkram kuat seragam sekolah yang dikenakan Boruto.

Boruto diam.

"Kasihan deh ga bisa ngomong!"

bugh

bugh

bugh

Orang itu menendang perut Boruto dengan kakinya. Merasa tidak cukup, orang itu kemudian menampar wajah Boruto hingga kedua pipinya memar.

"Nah, kalau gini kan gue jadi puas! Besok-besok, jangan kabur lagi lo!"

Orang itu pergi meninggalkan Boruto yang terkapar di lapangan. Pandangannya kabur, kemudian ia tak sadarkan diri.

-

Boruto membuka kedua matanya. Terkejut. Ini dimana? Tanyanya dalam hati.

"Kamu di ruang kesehatan"

Boruto menoleh, netranya menangkap sesosok gadis cantik dengan kacamata berwarna merah.

"Tadi aku lihat kamu dipukulin sama kakak kelas? Kenapa kamu ga lawan?"

Boruto menggeleng. Ia beranjak turun dari kasur dan pergi begitu saja.

"Hmm, dia kenapa ya?"

-

Boruto sampai di kelas tepat waktu, pas dengan jam pelajaran kedua yaitu Bahasa.

Namun, selang beberapa menit kemudian, ia kembali melihat gadis yang ditemui sebelumnya di ruang kesehatan.

Gadis itu berjalan dan duduk tepat di sebelah meja Boruto.

"Sarada, jangan deket-deket sama anak itu! Nanti kamu ketularan sial-nya lho" ucap gadis bertubuh gemuk bernametag Akimichi Chocho.

"Kalian kenapa ngejek dia sih? Gak punya perasaan banget!" bentak gadis yang diketahui bernama Sarada.

"Sarada, lo berteman sama cowo ini? Apa lo yakin? Ntar yang ada lo malah ketularan cupu!" ejekan lelaki pucat pirang itu membuat emosi Sarada semakin memuncak.

Ia menggebrak meja, "Trus? Kenapa? Emangnya masalah? Yang ada kalian semua tuh CUPU!"

Hening.

Setelah itu, Sarada menarik Boruto keluar kelas. Sarada berniat untuk bolos. Padahal ini baru hari pertamanya bersekolah.

"Boruto! Kamu kenapa diam aja sih?"

Boruto tersenyum.

"Gak lucu tahu! Kamu kan laki-laki, masa gitu aja kalah"

Boruto lagi-lagi tersenyum.

"Ngomong dong, jangan diam aja!!"

Boruto mengeluarkan notes kecil dari saku celananya. Menulis sesuatu, kemudian memberinya pada Sarada.

'Aku bisu'

-

Sekolah sudah sepi sejak 10 menit yang lalu, namun Boruto belum juga pulang ke rumah.

Ia mengayuh sepeda dengan cepat, hingga sampai di sebuah cafe pinggir kota.

"Hai, Boruto! Ayo cepat bersihkan piring dibelakang" perintah sang owner cafe.

Boruto tersenyum, mengangguk. Kemudian berjalan menuju dapur untuk membereskan cucian piring.

8:30 PM

"Ini, paman kasih buat kamu. Tapi, jangan kasih tahu siapa-siapa ya? Apalagi papa kamu" Boruto mengangguk.

Pria pemilik cafe 'Hyuga' ini rupanya paman dari Uzumaki Boruto.

Boruto dipaksa bekerja di cafe milik orang tuanya. Cafe ini dikelola oleh pamannya sendiri, Neji Hyuga.

Mengepel, menyapu, dan mencuci, sudah menjadi kebiasaan Boruto sehari-hari. Dan dirinya, hanya bisa pasrah.

Apa yang Boruto alami mengundang simpati dari pamannya. Tanpa diketahui oleh orang tua Boruto, Neji selalu memberikan upah hasil kerjannya.

-

cklek

Boruto pulang. Semua sudah gelap. Lampu ruang tengah dan dapur sudah dimatikan. Kecuali, lampu di dekat tangga.

'Syukurlah, sepertinya ayah dan ibu sudah tidur' ucapnya dalam hati.

"Hei!"

"!?"

A/N ;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N ;

hey guys, welcome to my another stories ^3^

sebelum pergi, jangan lupa comment terus pencet bintangnya ya ^3^

thank u !

100 Day's my Girlfriend | BorusaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang