- six ; confession?

563 70 27
                                    

"Jadi kak, caranya mau nembak itu kalau gak pake bunga ya cokelat. Tergantung selera si perempuan. Atau kalau ajak date juga boleh kok. Pake puisi, tapi ya kan kakak tidak mampu. Diganti aja sama surat dari hati kakak. Wish u luck ya. Nanti kasih Hima Pajak Pacarannya, hihi"

-

Boruto POV

Pagi ini di perpustakaan, aku memutuskan untuk menulis surat seperti yang disarankan Hima.

Setelah berkutat dengan pikiranku sendiri, akhirnya selesai juga kubuat suratnya.

Ya sebenarnya sih, sudah sejak kali pertama kami bertemu, aku sudah jatuh cinta dengannya. Jadi tak heran jika aku memutuskan untuk... Ya kalian tahu bukan?

Sambil menikmati suasana sepi di pagi hari, aku menari-nari kecil. Toh tidak ada yang melihat ini.

Sesekali aku tersenyum sendiri, membayangkan bagaimana rasanya jika aku dan Sarada berpacaran.

"Hah sudah kuduga kita akan bertemu disini lagi!"

Oh tidak, jangan lagi!

"Heh Bisu! Sudah lama kau tidak terlihat? Pasti karena sakitmu itu ya? Hahaha, sayang sekali kau tidak mati. Padahal aku ingin sekali melihat namamu tertera di batu nisan!"

Aku meneguk ludah dan mengatur napas. Tangan kananku mengambil note kecil di saku, dan menulisnya dengan cepat.

"Nanti saja sepulang sekolah. Kau bebas ingin apakan aku. Tapi jangan dengan anak buahmu! Aku berjanji. Kita akan bertemu di taman perumahanmu"

Sepertinya untuk kali ini, percobaan untuk mengutarakan perasaanku harus ditunda.

-

Author POV

"Boruto! Mau kemana?" tanya Sarada yang berjalan mendekati Boruto.

"Ke kamar mandi"

"Oh baiklah, yaudah sana!" Sarada kembali pergi ke tempat duduk dan merapihkan tasnya.

Boruto tersenyum lega. Mungkin lain kali saja ya, ucapnya dalam hati.

Setelah keluar dari kelas, Boruto berlari-lari kecil hingga sampai ke belakang sekolah.

Ia kemudian memanjat tembok, dan turun dengan perlahan. Bisa dikatakan, Boruto pulang sebelum bel yang berbunyi sekitar 2 menit lagi.

"Semoga saja tidak ada yang melihatku"

Boruto terus berlari menuju taman di perumahan Kyoto, tempat Kawaki berada.

"Wah wah, ternyata, lo akan datang juga ya, bisu!?" Kawaki muncul dari belakang beserta dengan kedua anak buahnya.

"Sorry kalo gue langgar omongan lo. Soalnya gue pengen banget liat lo cepet-cepet mati terus pergi deh dari dunia ini!" Kawaki tertawa angkuh. Diikuti kedua anak buahnya.

"Plus gue juga gak mau kedua tangan gue kotor. Jadi daripada lama-lama mending kalian pukul dia sekarang!"

bugh

bugh

bugh

"Gimana? Enak gak pukulannya? Tapi, ini bukan seberapa sama apa yang ayah lo lakuin! TAMBAH LAGI PUKULANNYA!"

bugh

bugh

bugh

Boruto terbaring lemah di atas aspal. Darah segar mengalir dari bibirnya. Belum lagi wajah yang memar dan banyak luka lainnya.

"Masih bisa bangun juga lo? Keren! Keren! Kalau gitu, patahin tangannya!"

"Baik bo--"

"BERHENTI LO SEMUA!"

Sarada datang dengan membawa dua buah batu bata di tangan kanan dan kirinya.

"Lo berhenti, atau gue lempar batu ini ke kepala lo!" Sarada mengancam. Kedua tangannya sudah siap melayangkan batu bata ke arah kepala Kawaki.

Kawaki berdecih, "Kali ini lo selamat! Tapi besok, gue gak bakal lepasin lo lagi!" Kawaki pergi beserta dengan kedua anak buahnya.

"Kamu gak apa-apa kan!?" tanya Sarada cemas.

Boruto tersenyum. "Suka deh liat kamu cemas begini"

"Apa sih ah! Gak lucu tahu!"

"Ternyata kalau lagi galak, kamu cantik juga"

"Ngelantur terus omongannya! Udah yuk, kita ke rumah sakit aja!"

"Gatau kenapa, tiba-tiba aku juga sayang kamu"

"Be-beneran? Eh! Maksud aku... udah ah males!"

"Ternyata kamu itu tsundere. Jadi makin gemes"

"Sekali lagi kamu ngomong, aku pukul ya!" Sarada tak kuasa menahan rasa senangnya. Belum lagi, rona merah yang sudah datang tak tahu kapan.

Boruto terkikik tak bersuara. Lalu segera menyodorkan sebuah kertas bermotif bunga dengan hiasan kupu-kupu. "Buat kamu"

Sarada mengambilnya. Tiba-tiba gadis dengan kacamata merah itu tersenyum, dan dengan cepat ia menjawab,

"Iya, aku mau"

"Iya, aku mau"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N :

ga ngerti lagi sama part kali ini ")

btw, updatenya kelamaan ya? maklum, tugas online banyak banget. semangat juga untuk kalian yg sedang belajar!

jangan lupa tinggalkan comment dan pencet tanda bintangnya ya, thank u !

100 Day's my Girlfriend | BorusaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang