PART IV- bertemu kembali

0 1 0
                                    

Bertemu kembali tapi berbeda. Sungguh rasanya benar-benar memuakkan
-cahaya
.
.
.

Cahaya membuka matanya lelah, semalaman ia tidur di lantai dengan keadaan yang mengenaskan. Tidak memakai alas dan juga tidak memakai selimut.

Tok....tok..

Seseorang mengetuk pintu kamarnya, cahaya yakin itu pasti bundanya.

"Masuk aja bun" pintu kamar terbuka, mentari masuk sambil membawa susu untuk anaknya.

Mentari tersenyum melihat anaknya yang sudah bangun seperti biasanya.

"Minum susunya dan turun kebawah ya papa lagi nungguin kak aca" ucap mentari sambil mengelus kepala anak kesayangannya.

Cahaya meneguk segelas susu pemberian bundanya itu "Bun, makasih ya selalu ada untuk kak aca" ucap cahaya sambil memeluk bundanya.

Mentari tertegun "udah cepat siap-siap papa lagi nungguin kak aca ya" mentari beranjak dari kamar cahaya menuju kelantai bawah. Kamar cahaya terletak di lantai dua.

Setelah acara bersiap-siap selama 15 menit lamanya, cahaya sudah rapi dengan seragam sekolahnya lengkap dengan aksesoris khas dirinya seperti pita pink dan tas selempangan hitam yang membuatnya tampa cantik dan imut.

"selamat pagi papa" sapa cahaya dari tangga yang sudah melihat papanya yang sudah rapi dengan jas kerjanya.

"Pagi juga sayang" balas pak lentera, ayah cahaya. Meskipun mukanya terlihat datar terdapat senyum tipis yang terukir disana.

Mentari mengoleskan selai strawberry kesukaan cahaya pada roti selainya lalu memberikannya pada cahaya.

Cahaya memakan rotinya lahap " pwapwa bundwa chawya brewangkat" cahaya mencium pipi dan telapak tanggan kedua orang tuanya sambil mengunyah roti pemberian mentari yang masih ada didalam mulutnya.

"Hati-hati kak ca" mentari melambaikan tangan pada cahaya sambil tersenyum dan melambaikan tangganya.

"Iya bunda, dah...papa sayang" cahaya kiss bye pada papanya juga sambil berlari.

Lentera hanya tersenyum sambil melambaikan tangganya ke cahaya anak kesayanggannya, tak membalas ucapan cahaya.

Kini tinggal lentera dan mentari saja diruangan makan. Hening, tak ada yang membuka pembicaraan disana. Padahal jika bersama cahaya mereka seperti tak kehabisan bahan obrolan.

"Keputusan aku udah bulat mentari" ucap lentera membuka percakapan.

Mentari membanting roti dan segelas susu yang ada ditanggannya. Emosinya tampak mengebu-gebu sekarang tak terlihat seperti mentari yang bersikap baik pada cahaya.

"Kita udah bicarain ini semalam kan kak lentera" mentari masuk kembali ke kamar miliknya. Dan meninggalkan lentera sendirian di meja makan yang masih tetap dengan wajah datarnya.

....

Entah ada ilham apa, kristal kini mengajak cahaya ke perpustakkaan. Cahaya masih mengerjapan matanya tak percaya. Biasanya ketika jamkos kristal pasti sudah bernyanyi-nyanyi tak jelas dengan suara toak dikelas. Tapi sekarang? Ntahlah cahaya tak mau memikirkan hal yang merepotkan. Dia dan kristal berpisah untuk memlih bahan bacaan masing masing.

Deg....

Bayangan seseorang melewati dirinya. Seseorang yang punya aroma khas di lehernya, seseorang yang menjadi impiaanya, seseorang yang dirindukannya dan seseorang itu adalah cinta pertamanya.

Tapi mungkinkah dia itu benar? Atau cuma mirip. Atau cuma prasangka karena tadi malam cahaya terus melihat secarik kertas yang dibuatnya tentang seseorang cinta pertamanya itu?.

Karna penasaran Cahaya berbalik menyusuri rak-rak buku dan mencari keberadaan bayangan seseorang tadi. Cahaya dan sampai cahaya menemukannya. Di rak paling ujung perpustakaan SMA Darmawangsa.

Terlihat seorang cowok tampan bermanikkan mata hitam legam dengan satu tangan disaku sementara yang satu lagi memegang buku bacaan sedang membaca buku dan bersebelahan dengan jendela disampingnya membuat cahaya yang masuk sedikit tertutup karna dirinya.

Pikiran dan hati cahaya sedang beradu argumen sekarang.Hati mengatakan kalau itu adalah pilar sementara, fikirannya mengatakan kalau itu sangat tidak mungkin pilar karna mana mungkin pilar bersekolah di SMA Daawangsa tetapi cahaya tak mengetahuinya selama ini.

"Itu pasti pilar" ucap hatinya.

"Mana mungkin pilar sekolah disini tapi cahaya ga pernah mengetahui soal ini" balas fikiran cahaya.

"Itu pasti pilar ayo cahaya sapa pilar. Kamu ga mencium aroma tubuhnya itu pilar!!"

"Ga mungin pilar sekolah disini cahaya, lihat udah dua tahun kamu ada di sma ini tapi ga pernah taukan pilar ada disekolah ini?"

"Itu pasti pilar, mungkin aja pilar itu anak pindahan dari sekolah lain terus sekolah disini!"

"Udah-udah kaloan itu diri aku loh masa pada ribut sih!" Ucap cahaya cemberut.nah bingung kleankn hh

Dengan memberanian diri cahaya memilih mengikuti keinginan hati kecilnya itu.

"Kamu pilar?"

"Siapa lo?"

CAHAYA ADRIANA ALICE

PILAR ATMAJAYA

KRISTAL CANDINE

668 word
24 sep
Vote yah biar aku seneng
Bye bye arigato

pilar cahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang