Obat Perangsang

13.2K 45 0
                                    

Dengan mata yang berkaca kaca ana segera keluar dari kelasnya dan memilih pergi ke UKS sampai pelajaran olahraga selesai

Sedangkan didalam kelas Alvaro yang sudah tak mendapatkan nafsunyapun memilih duduk dibangkunya. Alavaro yang mengingat sesuatu pun lansung tersenyum sambil merogoh kantong celananya untuk mengambil sebuah obat perangsang.

Ya obat perangsang yang dicuri dari kamar sang ayah karna memang ayahnya memiliki banyak stok obat perangsang dikamarnya

"Ini saatnya aku harus mencobanya"ucap batin Alvaro

Jam sekolah telah usai saatnya ana pulang kerumahnya yang damai tetapi belum sempat ana keluar dari kelasnya seseorang meneriaki namanya

"ALANA.." Ucap Alvaro yang langsung menjadikan suasana kelas yang tadinya riuh riah langsung lenyap seketika.

"Kalian semua boleh keluar kecuali kau gadis kumuh" sambung Alvaro sambil berjalan kerahku. Semua orang telah selesai membereskan meja nya dan langsung keluar meninggalkan dua insan itu.

Ana yang tertunduk takutpun memberanikan diri untu menatap Alvaro namun belum sempat Ana melihat sepenuhnya wajah pria Alvaro langsung mendendang kursi yang berada tepat disampingnya

"Tadikan aku sudah bilang kalau aku gak suka memperlihatkannya cuma cuma bukan" ucap Alvaro sambil menjukkan ke arah selangkangannya.

"Apa yang harus kulakukan untuk menebusnya" ucap ana lirih dia tidak mau berlama lama dengan orang yang paling merepotkan disekolah ini

"Squat jump 50 kali tanpa jeda" ucap Alvaro dengan senyum sinisnya.
Tanpa menunggu lama ana langsung menjalankan perintah Alvaro sementara orang yang memerintah duduk dengan bersilang kaki dibangku guru seperti seorang guru yang menghukum muridnya

Ana sudah menyelesaikan perintah Alvaro dengan keringat yang bercucuran dan wajah yang pucat karna sedari pagi tidak ada makanan yang masuk meperutnya

"Ha..ha..ha...aku sudah menyelesaikan nya" ucap ana yang masih mengatur pernafasan

"Sepertinya kau sangat pucat" ucap Alvaro yang berpura pura khawatir dengan kondisi ana

"Aku akan mengantarmu pulang beritahu alamat mu cepat" sambung Alvaro lagi

"Tidak usah. Aku masih sanggup pulang" tolak ana langsung tanpa melihat wajah Alvaro

"Kau pikir aku mau ha!! Aku hanya tidak mau kalau sampai terjadi sesuatu padamu aku yang akan disalahkan karna aku yang terakhir pulang bersamamu" ucapa Alvaro sambil berjalan mengambil tas nya dimeja

"Perkataan nya ada benarnya juga lagian aku sagat pusing"batin Ana

"Baiklah,kau cukup antarkan aku sampai perempatan dijalan besar"ucap ana yang juga langsung mengambil tasnya

Didalam mobil tidak ada percapakan sampai akhirnya Alvaro membuka suaranya

"Kau nampak pucat ana,ini minumlah"ucapa alavaro sambil menyodorkan air mineral kearah Ana

"Ana??" tanya Ana menatap Alvaro bingung karna tidak ada yang tau nama panggilannya kecuali guru guru dan orangtuanya karna keberadaan nya yang bagaikan angin

"Semua guru guru memanggil begitu bukan"kata Alvaro meyakinkan ana

"Terimakasih"ucap Ana singkat lalu meraih air mineral yang ditawarkan Alvaro dang langsung meneguknya sampai habis karna dia memang sangat kehausan

Setelah beberapa saat setelah meminum air mineral itu Ana merasa aneh pada tubuhnya.
Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya hawa panas menerpa kulitnya dan rasa gatal yang amat sangat melanda daerah kewanitaan nya.

Ana menggeliat ditempat duduknya tanpa sadar perempatan yang dimaksud Ana sudah lewat jauh

"Ehhmm..."desahan Ana keluar dari mulutnya dengan tanpa sadar, Alvaro yang menyaksikan semua gerak gerik Ana pun tersenyum

"Obat yang digunakan pria brengsek itu untuk jalang jalangnya lumayan juga" ucap Alvaro dalam hatinya sambil tersenyum melihat tingkah Ana

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang