Alana terbangun dari tidurnya karena merasa tenggorokan nya sangat kering. Dengan kekuatan penuh dia membuka matanya namun yang dilihat pertama kali adalah sebuah kepala yang menempel didadanya.
Dengan penuh kehati hatian Alana sedikit memundurkan badannya hingga"Akkhh..." Alana memekik saat dia merasa put*ng sangat sakit.
Tunggu dulu put*ng? Dan ada sebuah kepala disiniAlana langsung memundurkan tubuhnya dengan paksaan dan Alana menutup mulutnya saat dia mendapati dirinya telanjang bulat dan ada banyak air Dipayuda*a nya.
Dia semakin terkejut saat melihat tubuh Alvaro yang masi tertidur juga telanjang tidak tertutupi apapun.
Air mata Alana jatuh membasahi pipinya.Saat hendak turun dari ranjang untuk memunguti pakaian nya dia merasa badannya remuk dan dia merasa sakit pada bagian kewatinaannya. Namun dia tetap memaksakan diri untuk beranjak dari ranjang itu.
Dia berhasil berdiri namun sesuatu mengalir dari kewanitaan nya hingga kepaha nya. Alana pun menunduk untuk melihat nya. Ternyata kejutannya belum selesai dia mengusap cairan itu dan langsung melihat kasur.
Deg.
Alana melihat kebagian kasur yang basah ada bercak darah. Dan dengan semua tanda tanda ini Alana tahu apa yang terjadi.
Alana menangis tanpa suara ( menangis tanpa suara adalah hal yang menyakitkan) dia memungut satu satu pakaiannya dan langsung memakainya. Diliriknya jam yang ada di kamar itu menunjukkan pukul 7:45 malam.
Alana keluar dari kamar dan langsung mengambil tasnya yang ada di salah satu sofa. Alana berniat untuk langsung pulang kerumahnya namun ternyata Alana tidak bisa. Apartemen Alvaro menggunakan password dan Alana tidak mengetahui nya.
Alana menangis sambil terus berdiri dipintu apartemen Alvaro berharap ada yang datang dari luar dan membuka nya.
Sekitar 30menit Alana berdiri layaknya patung hidup didepan pintu apartemen
"Kau belum pulang?" Alvaro datang dari balik pintu kamar dengan hanya menggunakan celana dalamnya.
Alana yang berdiri menghadap pintu apartemen tidak merespon ucapan Alvaro."Kau ingin kita bermain lagi, ayolah aku sedikit lelah bitch" ucapan Alvaro berhasil membuat Alana berbalik dan langsung berjalan menghampiri Alvaro
Plak
Alana menampar Alvaro, namun tamparannya tidak begitu keras karena tenaga Alana terkuras habis diranjang.
"Kau menamparku?"tanya Alvaro dengan senyum smirk nya dan Alana masih terdiam
Alvaro berjalan masuk kedalam kamar dan kembali lagi menghampiri Alana dengan sebuah handphone. Dia mengotak-atik handphone nya dan menunjukkan beberapa photo mesum Alana yang diambil Alvaro secara diam-diam.
"Apa salahku padamu" Alana tak sanggup lagi membungkam mulutnya.
Dia menangis sambil berlutut"Salahmu kau bilang, kau masuk ke kelas sembarangan dan membuat kejantan*n ku tidak suci lagi akibat mata mu itu" sambar Alvaro yang masih mengotak-atik handphone nya
" hiks..hikss...Itu tidak kusengaja" jawab Alana masih dengan posisi berlutut dan kepalanya menunduk.
"Sudahlah kau pulang saja. Jangan harap aku akan mengantarmu,ini pakailah dan pesankan taksi saja" Alvaro melemparkan beberapa uang kertas tepat di depan Alana dan berjalan menuju pintu apartemen nya. Alana memungut lembaran uang kertas itu diremasnya kuat-kuat
"Cepatlah keluar jangan pura-pura menangis disini sementara kau tadi menikmati nya" Alana yang mendengar ucapan Alvaro bangkit berdiri dengan kepala yang tertunduk berjalan menuju pintu apartemen.
"Oh iya jangan pernah menceritakan hal ini pada siapapun karna dipastikan mereka tidak akan percaya padamu,dan jangan coba-coba besok kau tidak datang ke sekolah kalau kau tidak ingin photo photo ini tertempel di mading dan mengakibatkan sekolahmu yang tinggal dua bulan lagi hancur" sambung Alvaro lagi dengan nada yang dibuat mengancam.
Alana tidak memperdulikannya dan terus berjalan keluar dari apartemen Alvaro. Alana menuruti perkataan Alvaro untuk naik taksi pulang kerumah nya mengingat sudah sangat malam
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA
Romance21+ Takdir tidak mempermainkan mu tetapi takdir hanya sedang mengujimu