Four- Music Club

27 0 0
                                    

Empat

            “Daren, kenapa kamu membiarkan Charra pulang sendirian?”

            Suara kejengkelan Lara menyambut kedatangan Daren. Lara sudah menunggu di ruang tamu, siap memuntahkan amarahnya pada anak semata wayangnya itu. Charra sendiri cuma merunduk di kursi tamu tanpa mampu menatap Daren.

            “Emangnya Daren supirnya? Dia bisa pulang sendiri kan? Ngapain di anterin segala?” tanggap Daren tanpa rasa bersalah.

            “Apa kamu bilang?” Lara membelalakkan matanya pada Daren. Dan detik selanjutnya, sebelah tangannya sudah berada di kuping Daren. Ia menarik daun telinga anaknya itu dengan kejam. Membuat Daren kesakitan.

            “Aduh ma! Sakit! Aaa, aaah, sakit!”

             “Coba bilang sekali lagi?!” ancam Lara geram.

            “Ma! Anaknya mama sebetulnya Daren atau dia sih!” kesal Daren.

            Larasati menarik daun telinga Daren lebih kencang, membuat Daren melolong kesakitan. Setelah itu baru Larasati melepaskannya. Daren tampak bersungut memegangi daun telinganya yang memerah.

            “Mulai sekarang mama gak mau tahu. Kamu harus nganterin Charra pulang setiap hari. Kalau mama liat Charra pulang sendirian sekali lagi...” Larasati kembali mengulurkan tangannya dan Daren dengan sigap menutupi kedua belah telinganya. Lara tersenyum lalu menarik hidung Daren dengan keras.

            “MA!!” teriak Daren kesal. Ya ampun. Kejam banget sih mamanya padanya. Dia sebetulnya anak kandung apa anak angkat sih?

            “Kamu tahu kan akibatnya kalau menentang mama?” ucap Lara dengan nada mengancam.

            Daren mendengus. Dia melirik Charra sekilas lalu berlalu menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Cowok itu menutup pintu kamar dengan keras

            Charra melihat ke lantai atas. Dia jadi merasa bersalah.

-oOo-

Daren menatap langit-langit kamarnya. Dia terngiang ucapan Bona tadi siang.

“Kafka kembali.”

“Huh?”

Bona tersenyum lebar, wajahnya merona bahagia. “Kafka balik dari Ausi. Dia akan daftar lagi ke sekolah kita. Gue seneng banget! Huh, akhirnya, setelah tiga tahun gue bakal ketemu sama Kafka lagi.”

Daren memejamkan matanya. Dadanya terasa sakit, seolah terhimpit sesuatu yang berat. Setelah sekian tahun, orang itu kembali. Apa yang akan dilakukannya?

Chasing UWhere stories live. Discover now