Part. 5

4.9K 309 24
                                    

Author POV.

Tiana kagum melihat bangun rumah besar keluarga Wijaya, ternyata bukan omongan kosong belakang jika orang-orang bilang keluarga Wijaya sangat kaya hingga mampu membeli sebuah negara.

"Ini rumah mas ?" tanya Tiana gugup tiba-tiba saya dia merasa minder.

"Iya ayo aku udah lapar" kata Sean sambil menarik lembut tangan Tiana.

Tiana hanya pasrah mengikuti langkah Sean dari belakang.

Tok.. Tok..

Sean mengetuk pintu rumah besar itu dengan tidak sabar membuat Tiana melotot padanya.

"Tumben pulang" kata Ayuna ibu Sean setelah membukaan pintu untuk mereka berdua.

Sean mengendus kesal sambil menatap datar ibunya, Sean melangkah masuk kedalam kedalam melewati ibunya yang berjawab cemberut.

"Duh sopan banget ya anak mama" sindir Ayuna.

"Ma Sean kesini mau ngenalin calon istri Sean" kata Sean membuat ibunya langsung berteriak heboh.

"WHAT ANAK MAMA YANG BELOK BALIK LURUS LAGI" teriak Ayuna heboh membuat Sean mengendus.

Ibunya ini memang paling heboh dan ratu drama, dia bingung kenapa bisa ayahnya yang dingin itu jatuh cinta setengah mampus sama ibunya yang ini, benar-benar perpaduan yang aneh.

Tiana menatap kagum wajah cantik Ayuna, sekarang dia tahu dari mana asalnya wajah tampan Sean ternyata berasal dari kedua orang tuanya, ternyata keturunan itu memang tidak bisa di bohongi.

Bagaimana Sean tidak tampan jika cetakannya saya sebagus ini tentu saja hasilnya juga bagus.

"Assalamualaikum bu, saya Tiana andini" kata Tiana sopan sambil mencium punggung tangan ibu Sean membuat Sean dan ibu melongo kaget.

"Oh iya saya Ayuna ibunya Sean" kata Ayuna lembut.

"Oh iya mama panggilin papa dulu ya sambil nyuruh mbok karti buat minum" kata Ayuna.

"Ayo sini duduk di samping ku" kata Sean sambil menarik tangan Tiana hingga menabrak tubuh Sean.

Tangan sebelah kiri Sean reflek terjatuh di payudara Tiana yang sebelah kiri hingga membuat mereka kaget, walaupun Sean sadar tangannya terjatuh di payudara Tiana  tidak membuat pria itu langsung melepaskan payudara Tiana,  bahkan kini tangan sudah lancan meremas lembut payudara itu.

PLAK...

Tiana langsung menampar tangan kiri Sean yang meremas payudaranya, hingga membuat yang punya mengaduh sakit.

"Tolong ya tangan di kondisi kan, ini payudara bukan bantal" kata Tiana kesal.

"Maaf keterusan soalnya lembut banget sih" balas Sean dengan cengiran konyolnya yang di balas pandangan datar oleh Tiana.

"Mas ke kamar mandi dulu ya, kamu tunggu di sini aja ya" kata Sean sambil mengelus rambut Tiana.

.

.

.

.

.

.

"Silahkan di minum non" kata bi Karti sopan.

"Makasih bi" balas Tiana.

"Sama-sama non,  bibi pamit ke belakang lagi ya non" kata bi Karti.

"Iya bi" kata Tiana.

"Oh ini yang namanya Tiana"

I Want You : Gay Dan Janda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang