Bab. 2

22 7 4
                                    

"Gue.. nggak mau."

Jawaban dari Karra itu membuat kedua sahabatnya membeku di tempat. Mereka pikir, Karra akan menyetujuinya karena pasti penasaran.

"Udah ya, gue mau pulang. Goodbye!" Ucap Karra, meninggalkan sahabatnya.

Salma dan Zahra masih terdiam setelah Karra keluar dari kelas. Akhirnya Salma memecah keheningan.

"Kenapa si Karra nggak mau?!"

"Ya mana gue tahu!"

"Aneh deh. Padahal kalau gue jadi dia, gue mau!"

"Nah sama!"

•••••

Sementara itu, Nendra.

Nendra saat ini sedang berada di dekat gerbang sekolah SMA Binar. Ia mengamati ponselnya sejak tadi, ini sudah sekitar 20 menitan.

Tap tap tap

Tiba-tiba suara langkah kaki itu membuatnya menoleh ke sumber suara. Ternyata itu suara langkah kaki kekasihnya sekaligus cinta pertamanya.

Karra sepertinya tidak sadar bila kekasihnya sedang berada di dekatnya. Nendra sangat ingin menyapa, namun tepukan di bahunya seakan tak mengijinkannya.

"Kar─"

Seseorang yang menepuk bahunya adalah Hans. "Eh lo lihat pacar lo nggak? Si Karra─" Nendra menarik Hans ke tempat lain yang jauh dari gerbang masuk sekolah.

"Kenapa sih bro?!" Tanya Hans sembari membenarkan seragamnya yang berantakan karena ulah Nendra.

Nendra sangat ingin menyapa Karra, tetapi di sisi lain, ia tak ingin Karra tahu bahwa Nendra belum pergi karena ia bilang pada Karra jika futsalnya sudah dimulai.

"Yaudahlah kalau lo nggak mau jawab. Gue cuma mau tanya si Karra di mana? Gue mau minjam catatannya."

Nendra berdecak kesal. Ia kembali mengamati ponselnya lalu beralih pada gerbang sekolah, Karra sudah tidak ada di sana.

"Gue nggak tahu si Karra di mana. Btw bisa nggak sih lo sehari nggak minjam catatan pacar gue mulu?! Kan masih ada si banteng, pacar lo!"

"Ish amit-amit!"

"Amit-amit apa amin-amin?"

Tiba-tiba ada seseorang yang berhenti di hadapan mereka. "Kalian manggil aku?"

Nendra dan Hans terdiam, mata keduanya pun beralih pada seragam orang itu. Tertera nama Amin Yarobbalalamin. Ah sepertinya dia salah paham.

"Ng-nggak.. lagi berdoa aja!"

"Oh yaudah," jawab Amin dengan singkat, lalu berjalan keluar gerbang sekolah.

Nendra dan Hans kini justru saling bertatapan lekat. Benar-benar bisa membuat orang yang melihatnya mengira mereka homo.

"Eh lagian lo juga sukanya minjam catatan si Lia kan?" Balas Hans tak mau kalah.

Natalia Gesya merupakan primadona kedua dari SMA Binar. Lalu siapakah primadona pertamanya? Siapa lagi kalau bukan Karra Altamira. Yah tentu saja Nendra sangat beruntung mempunyai kekasih seperti Karra, apalagi wajah Nendra tak setampan Lee Minho, sang idaman emak-emak.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang