Alangkah bagusnya jika kalian pencet vote bintang sebelum membaca dan sangat bagus di tambah sebuah komen~
─────────────
Kamu terlihat rapuh, tapi sifat ku yang keras ini terlalu acuh untuk bisa menghiburmu
❀:ཻུ۪۪─
Heesung tidak mengerti apa yang telah dilakukannya. Ia sedang membawa seorang lelaki digendongan, dan spontan meneriakkan nama lelaki di memorinya karena terlalu panik melihat sosok mungil memiliki warna rambut kecokelatan yang sama persis dengan sosok di ingatannya, tergeletak di atas salju dan perlahan mulai tertimbun di sebuah taman dalam ingatan.
Ia juga makin tidak mengerti, kenapa harus sepanik ini?
─❀:ཻུ۪۪─
Secara perlahan, kelopak mata itu membuka, menampakkan sepasang iris cokelat bening Rian.
"Sudah bangun?" Tanya seseorang.
Dari sudut matanya, Rian dapat melihat sosok lelaki tinggi berambut hitam mulai mendekatinya.
Dengan bantuan lelaki itu, Rian mengubah posisinya menjadi duduk kemudian menegak segelas air yang sempat di berikan olehnya.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan dengan keluar ketika sedang hujan salju tanpa pakaian hangat? Selain itu, kau malah pingsan dan hampir tertimbun salju. Mau mati, huh?"
Rian masih menatap kosong ke arah lelaki yang sudah menyelamatkannya.
"Ide yang bagus," Ucapnya setelah agak lama terdiam, membuat lelaki dihadapan menatap Rian heran. "Lebih baik memang harus mati saja, ya?"
"Kau bego atau bodoh? Kenapa ingin mati? Apa kau merasa hidupmu sudah tidak berharga?"
Si mungil tidak langsung menjawab, lelaki tinggi yang mengajukan pertanyaan tadi bisa melihat perubahan kulit rian yang menjadi sebuah berlian. Mengejutkannya sendiri. Rian sendiri tidak menyadari jika ia mengaktifkan quirknya.
"Benar juga, hidupku ini berharga. Semua orang pasti menginginkanku, iya, kan? Menginginkan quirk-ku..juga tubuhku.."
Lelaki itu, Heeseung. Ia sedikit memahami maksud perkataannya dan apa yang dialami oleh si mungil setelah melihat quirk-nya. Memangnya siapa manusia yang tidak tergoda dengan sebuah harta? Apa lagi dunia ini sudah tercemari oleh orang-orang bodoh itu.
Heeseung menghela napas. Dia juga merutuki diri sendiri yang terjebak dengan masalah ini.
"Terserah kau saja. Jika sudah merasa lebih baik, segera pergi dari sini."
Dan ketika heeseung hendak keluar kamar, ia merasakan sebuah tarikan dari belakang. Begitu menoleh, ia melihat sebuah tangan mungil yang mencengkram bajunya, menahan agar tidak pergi.
"Terima kasih.." Ucap Rian dengan lirih.
──────────────
Mengingat kembali kenangan
PapahCendol
KAMU SEDANG MEMBACA
My winter ✔️
AléatoireKetika salju menjadi hal termanis dalam hidup | B x B Version | Heeseung x OC [Rian @rainytxday] | Finish ✔ 𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹𖦹 First story about fantasi Dibuat sejak 26 September 2020 @MinRenjiZ ────────────────────...