"Woy! Serang, jangan sampai mereka lolos," teriakan itu menggema ditengah jalan raya yang lengang oleh kendaraan.
Segerombolan orang membawa beberapa benda tajam itu berlarian mengejar lima orang yang juga sedang berlari, orang-orang itu membuat jalan raya padat.
"Mereka itu siapa sih? bosen gue liat mereka tawuran terus." Gadis berambut hitam panjang dengan ikat rambut pita nya, itu mendengus kesal karena lagi-lagi dia harus melihat tawuran tak jelas itu.
"Lo gatau mereka siapa? seriusan lo? " tanya Cellio, sahabat Sena.
"Mereka itu Magenta, geng yang paling berkuasa di Jakarta , geng mereka itu paling ditakutin sama geng sekolah lain atau geng yang ada di Jakarta, Ga ada yang bisa bikin mereka berubah pikiran kalau udh tawuran. "
Dia, Artika Sena Putri. Gadis cantik dengan segudang prestasi, gadis yang memiliki sifat jutek, humble dan ceplas-ceplos itu sangat tidak suka dengan yang namanya keributan walau dia sendiri sering kali membuat onar dan menjadi penyebab masalah.
Sena, begitu lah mereka memanggil namanya. Sena memang gadis cantik yang kadang seringkali membuat onar namun Sena tidak suka yang namanya kekerasan. Selain tidak suka dengan kekerasan Sena juga mengidap hemophobia, atau yang biasa orang bilang phobia melihat darah.
"Sena, ayo! Lo mau liat orang-orang gajelas itu tawuran?" tanya Cellio, sahabat Sena.
"Sena ayo, lo mau disana sampai kapan? Sampe mereka nyiduk lo lagi liatin mereka yang lagi tawuran ga jelas? ," Caesa sahabat perempuan Sena itu mulai panik, pasalnya jika ada salah satu anggota geng Magenta yang melihat mereka menonton acara tawuran itu mereka semua pasti akan langsung menangkapnya tanpa mau tau itu salah atau tidak.
"Bentar, gue lagi asyik nontonnya," ucap Sena, dengan muka santai nya.
"Bego banget sih lo, yang kaya gitu dibilang asik, udah keciduk sama mereka baru tau rasa lo!" Cellio berdecak sebal, karena dia juga sendiri sedikit takut jika salah satu anak Magenta melihatnya berada disini, pasti akan langsung menangkap Cellio terlebih lagi salah satu anggota Magenta pernah Cellio tantang untuk bertarung diturnamen basket tahun ini. Cellio pernah membuat salah satu inti Magenta terluka.
"Ayo! Sebelum geng rusuh itu ngeliat kita ada disini terus tangkep kita," ucap Cellio.
"Bodoamat gue kalau keciduk mereka di sini, palingan juga tuh pecundang beraninya keroyokan, mana berani mereka lawan satu-satu." ucap Sena dengan nada seperti menyepelekan.
"Siapa yang lo bilang pecundang," suara berat itu membuat tubuh Cellio dan Caesa meremang dan kaku di tempat. Mereka tak asing dengan suara berat itu, suara leader Magenta.
Sena membalikkan tubuhnya yang menggetar dan langsung menatap laki-laki yang ada dihadapannya dengan tatapan intimidasi. Wajah laki-laki itu sangat familiar bagi Sena.
"Lo, lo cowok yang waktu itu nabrak gue, kan?" tanya Sena berkacak pinggang. Cellio dan Caesa mundur bersama meninggalkan Sena dan laki-laki itu.
"Ouh, lo cewek rusuh yang gak jelas dan aneh itu, kan?" laki-laki itu melipat tangannya didepan dada. Rasanya seperti ingin menelan hidup-hidup perempuan yang ada di hadapan nya itu
Sena mengedikkan matanya, sekarang Sena tau nama cowok yang telah menabraknya waktu itu, Raja Galang Pratama. Nama sama akhlak nya beda jauh. Pikir Sena.
"Ohh jadi ini yang namanya Galang, b aja ternyata, cool sih tapi percuma kalau hobbi nya bikin rusuh." batin Sena
"Gue catet nama lo Lang, cowok yang nabrak gue tapi enggak mau tanggung jawab, dan gamau minta maaf, atas apa yang lo lakuin sama gue. " ujar Sena, mengedikkan matanya hingga menyipit.
Laki-laki yang Sena panggil Galang itu menaikan sebelah alisnya menatap Sena dengan tatapan aneh.
"Dasar cowo aneh lo, yang bisanya cuma bikin rusuh, yang kerjaan cuma bisa tawuran, ga kasian apa lo sama bokap nyokap lo yang udah ngebiayain hidup lo dari kecil sama sekarang? " Sela melontarkan kata kata sarkasnya.
Galang hanya diam, lalu terlihat wajahnya yang sinis saat menatap Sena, detik berikutnya Galang memajukan wajahnya mendekat ke wajah Sena, hingga jarak mereka sudah menjadi sangat dekat, bahkan hidung Galang pun hanya sedikit jaraknya.
Sena sangat kaget melihat apa yang dilakukan Galang padanya, dan langsung menutup matanya perlahan. Galang pun terkekeh saat melihat tingkah Sena yang sangat konyol.
"Dasar ya lo cewe aneh, pikiran lo pasti kemana mana ya, dasar otak kotor, HAHAHA!" tawa Galang terdengar seperti iblis yang berhasil menggoda sasarannya.
"IHHH, apaan sih lo!" Sena mendorong tubuh Galang sampai membuat Galang tersukur diatas tanah.
"JAGA YA OMONGAN LO, LO PIKIR GUE CEWE APAAN YANG MAU MAUNYA DIGITUIN SAMA COWO YANG SUKA BUAT ONAR KAYA LO, OGAH BANGET GUE, hiks." maki Sena kepada Galang.
Galang yang mulai bangkit karena jatuh pun semakin terkekeh saat mendengar apa yang dikatakan Sena tadi.
"Kebalik kali, yang ada bukan lo yang gamau, tapi gue yang ogah sama cewe aneh kaya lo!", jawab Galang dengan sarkas.
" Huuu dasar lo cowo tukang rusuh yang gaada kerjaan, udah deh lo pergi aja sana jauh jauh dari gue, nanti gue ketularan rusuhnya kaya lo." tambah Sena.
"Gausa lo suruh juga gue bakalan pergi, gausa lo liatin lagi muka lo depan gue, gue ga sudi lagi liat muka aneh lo itu!" Galang mengatakan nya dengan sangat geram.
"Yang ada gue ya yang ga sudi lagi liat lo dih, udah sana pergi sana lo dari hadapan gue."
Keduanya pun pergi meninggalkan tempat tadi dengan muka yang tidak bersahabat.
"Aneh banget ada ya cowok yang aneh kaya si Galang itu, ga pusing apa temennya temenan sama dia, kalau gue sih ogah temenan sama cowok kaya gitu, apalagi jadi pacarnya, dihh males banget sih, mening gue jomblo," gerutu Sena saat pergi meninggalkan tempat tadi.
Detik berikutnya mereka saling terdiam lalu membalikan badan melihat tempat tadi mereka berdiri, dan tatapan nya pun saling bertemu.
"Apa sih lo liat liat gue, cantik ya gue sampe lo aja gabisa lepasin pandangan lo buat gue haha." tawa jahat Sena pun terdengar menggema.
"Gr banget sih lo jadi orang, yang ada lo kali yang kagum sama kegantengan gue, secara kan gue ganteng terus banyak cewek-cewek banyak yang suka sama gue, termasuk lo kan? " timpal Galang tidak mau kalah.
"Amit-amit ya gue suka sama lo, mening gue jomblo daripada harus punya pacar cowok yang suka bikin rusuh dimana-mana." Sena mengedikkan bahu nya malas.
"Siapa yang ngomong pacar sih gue cuma bilang banyak cewek yang suka termasuk lo kan? tapi, kenapa lo sewot banget kalau jadi pacar gue. Jangan-jangan lo emang beneran suka sama gue ya." goda Galang pada Sena
"Dih, bener-bener ya lo jadi cowok, nyebelinnya kebangetan lo, awas aja ya sampe kita ketemu lagi, gue timpuk muka lo, hiks." Sena sudah semakin kesal karena ulah Galang.
Galang kembalikan badannya dan kembali berjalan menuju teman-temannya.
"Kenapa gue jadi banyak ngomong ya kalau ketemu sama tuh cewek, apa jangan-jangan gue suka sama dia? Dih ogah banget sih," batin Galang menggerutu.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Magenta ; Sena untuk Galang
Teen FictionBeragam bukan berarti berbeda. Berwarna bukan tak sama. Kita bersatu karena perasaan bukan kita tak sama. Karena memang manik-manik tasbih ku berbeda dengan manik-manik rosario mu. LDR terjauh itu, saat Assalamualaikum dibalas dengan Shalom. Cint...