Setelah membawa Sena ke warung tak jauh dari markasnya, Galang langsung membawa Sena ke apartemen nya.Otaknya mengumpulkan ide yang akan membuat Cellio nyerah.
Kini Galang mengendarai mobil milik Haikal Yang sebelumnya ia pinjam untuk membawa Sena, banyak mata-mata Nagaswara yang kini sedang mengintai anak-anak inti maupun pasukan Magenta.
Galang yakin Cellio akan datang jika mereka lengah dan Galang sudah mengingatkan pada teman-temannya agar tidak lengah atau pergi dalam lemah.
"Gal," fokus Galang langsung terganggu saat suara lembut itu masuk kedalam indra pendengarnya.
Sena menatap Galang dengan ragu. "Lo kenapa sih enggak suka banget sama Cellio? Cellio kan baik," suara Sena terdenga sangat berbeda dengan awal mereka bertemu
Jika awal bertemu Sena mengeluarkan suara galaknya, namun saat ini Sena berbicara dengan nada yang sangat lembut, membuat Galang merasa aneh saat mendengarnya.
Tapi Galang merasa teduh, saat Sena berbicara dengannya seperti tadi.
"Baik? Lo bilang cowok brengsek itu baik? Asal lo tau dia yang udah bikin sahabat gue masuk rumah sakit hampir koma," ucap Galang menaikkan suaranya membuat Sena cemberut.
Kenapa cowok ini selalu saja kasar jika berbicara kepada Sena? Apa Galang tidak memiliki hati sampai-sampai selalu mengajak Sena Untuk berdebat?
Sena berusaha tenang menghadapi Galang saat ini. Namun Sena tidak bisa menahan rasa kesalnya saat Galang mengatakan Cellio sebagai cowok brengsek.
"Tapi tetep aja Cellio itu baik enggak kaya lo, lo itu kasar enggak ada lembut-lembutnya sama cewek, enggak punya hati, sok cuek, sok dingin plus lo itu ngeselin," ketus Sena membuat Galang langsung memberhentikan mobilnya.
Galang menatap Sena dengan tajam tangannya terkepal. Dia tidak suka dibanding-bandingkan. Apalagi ini dengan cowok yang ia benci, cewek ini membuat Galang teringat kepada orangtuanya.
Orangtua Galang kerap kali membandingkan cowok itu dengan kakak maupun adiknya, Galang tidak suka dibandingkan Galang punya cara sendiri untuk menjadi dirinya sendiri.
"Lo apa-apaan sih berhenti mendadak kaya gini? Lo mau bikin gue jantungan? Terus mati konyol gitu," cerocos Sena.
"Turun!"
"Hah?"
"Gue bilang turun sebelum gue lakuin hal yang kasar ke lo,"
"Lo gila, hah? Diluar hujan petir Galang, lo tega mau turunin gue disini?"
"Kenapa enggak? Lo sendiri kan yang bilang gue ini cowok yang enggak punya hati," sarkas Galang pada Sena.
"Gue enggak mau turun! Gue enggak tau ini dimana?" Sena ketakutan ditempat.
Galang berdecak sebal lalu dia membuka selt belt nya, dia keluar terlebih dahulu menutup pintu dengan kasar.
Sena menatap Galang, dia takut jika Galang benar-benar menyuruh Sena turun ditengah hujan seperti ini. Wajah Galang seperti sangat marah.
"Turun! Gue atau gue lakuin hal kasar sama lo," ancam Galang yang sudah ada disisi Sena membuka pintu mobil. Galang benar-benar menyuruhnya untuk turun.
"Gue enggak mau, gue takut," suara Sena sudah mulai akan menangis.
"Gue enggak peduli lo turun sekarang." Galang menarik tangan Sena dengan kasar. Keputusannya sudah bulat.
"Galang" lirih Sena saat tubuhnya sudah berada diluar.
Dingin.
Itulah yang saat ini Sena rasakan, Galang adalah orang tertega yang pernah Sena temui. Disaat seperti ini cowok itu malah meninggalkan Sena di tempat yang entah apa ini.
Apa ada ucapan yang salah? Kenapa Galang semarah itu.
"GALANG!!!" teriak Sena saat mobil sedan hitam itu sudah melaju dengan kencang meninggalkan dia sendiri.
Sena mendudukkan tubuhnya yang sudah basah kuyup ditrotoar. Dia tidak tau mengapa Galang bisa sejahat ini.
Galang adalah cowok jahat yang pernah Sena temui. Sena menyesal bertemu dengan Galang, Sena menyesal karena tadi ia tidak kabur saja, kalau saja Sena memiliki keberanian yang besar pasti sadari tadi dia sudah kabur dari markas Magenta.
"Hiks, Bunda. Sena mau pulang, hiks," Sena menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dibawah gugur hujan ini Sena menangis sendiri.
Galang. Ini semua gara-gara Galang.
"Jangan nangis lagi,"
Sena mendongkak menatap siapa yang berbicara kepadanya.
"Cellio?" Sena segera memeluk tubuh sahabatnya. Ketakutannya telah sirna karena adanya Cellio.
"Hiks, gue takut, Cel, gue mau pulang," renggek Sena kepada Cellio.
Cellio membalas pelukan Sena, dengan beraninya cowok itu mengecup puncuk kepala Sena mencoba menenangkan sahabatnya.
"Gue kan udah bilang gue bakal selalu ada didekat lo, gue sayang sama lo sen, gue enggak akan biarin siapapun nyakitin lo," ucap Cellio.
Cellio tidak sendiri, Cellio membawa pasukan Nagaswara. Hari ini ia akan membalas Galang bagaimana pun caranya. Gara-gara Galang Sena menangis dan cowok itu sudah tega meninggalkan Sena ditempat sepi seperti ini.
Anak-anak Nagaswara menatap Cellio dan Sena dengan tatapan tidak bisa diartikan, sang leader Nagaswara--Cakra itu berdecak sebal seolah dia benar-benar tidak suka kepada Sena.
Suara deru motor membuat mereka langsung ancang-ancang. Pasukan Magenta sudah datang. Malam ini mereka akan tempur lagi, ini ide dari Cellio.
Cellio yang mengajak anak-anak Magenta untuk perang lagi, nyali dan amarah cowok itu lebih besar kali ini kalau saja bukan karena Sena, Cellio tidak akan tempur lagi bersama Magenta.
******
Galang melajukan mobilnya dengan cepat. Dia salah mengira jika Sena berbeda dengan cewek yang pernah ia temui sebelumnya. Dia kira Sena benar-benar cewek baik-baik namun tetap saja Sena sama dengan cewek diluaran sana yang kerap kali membandingkan.
Mobil itu sejenak berhenti saat beberapa motor melaju dengan kecepatan tinggi, Galang tau itu motor siapa.
Jaket parasut yang digunakan itu ada lambang Elang nya dan itu adalah lambang Magenta. Tidak sedikit motor yang lewat itu.
Galang segera turun, ini tidak bisa dibiarkan pasukan Magenta akan tempur lagi Galang yakin mereka pasti akan tempur, sebagai ketua Magenta Galang merasa tidak ada harga dirinya jika seperti ini.
Sebuah motor ninja hitam berhasil Galang berhentikan, ada dua orang yang menaiki motor itu. Galang yakin ini adala Arsel dan Haikal.
"Mau ngapain lo?" tanya Galang dengan ketus.
Haikal membuka helm fullface nya dia menatap Galang dengan ragu. Dia sedikit takut jika sudah seperti ini.
"Emm... Anu Lang, Nagaswara ngajak tempur lagi," ucap Haikal, takut.
"Gue ikut,"
"Terus cewek itu?" tanya Arsel membuka suaranya.
"Gue tinggalin dijalan Tamrin, "cetus Galang dia masih kesal kepada Sena saat ini.
"Anjim, lo bego tau enggak. Lo tau Nagaswara ngajak kita tempur di Tamrin," umpat Haikal.
"Hah ? seriusan lo? "tanya Galang
Sebenarnya Galang sudah tau, namun dia hanya lupa, karena pikirannya daritadi tidak karuan, memikirkan Sena dan kata kata yang di ucapkan tadi.
Galang pun awalnya khawatir karena dia meninggalkan Sena sendiri, di jalan yang sepi, memang tadi di kota ini hujan turun dengan deras, namun sekarang hujan sudah reda. Yang menyisakan genangan air.
"Terus kita sekarang gimana Gal, apa yang kita bakal lakuin? cewek itu aja udah lo tinggal, udah lo kasih cewek itu balik lagi ke cowok brengsek itu." Haikal beratnya pada Galang.
"Perang," ucap Galang dengan muka yang tidak bersahabat, seolah emosinya sudah memuncak dan tidak bisa ditahan lagi.
Galang dan rombongan nya pun pergi ke tempat, dimana mereka akan perang, melawan musuh bebuyutannya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Magenta ; Sena untuk Galang
Novela JuvenilBeragam bukan berarti berbeda. Berwarna bukan tak sama. Kita bersatu karena perasaan bukan kita tak sama. Karena memang manik-manik tasbih ku berbeda dengan manik-manik rosario mu. LDR terjauh itu, saat Assalamualaikum dibalas dengan Shalom. Cint...