shira's note: warning, bagi yang ga suka OOC minggat saja. semua cerita karangan saya sendiri dan saya bebas menentukan.
✧༺♥༻✧
"Hareudang, hareudang." Deidara mengipasi lehernya yang berkeringat. Hampir putus asa karena nasibnya yang naas ini. Belum lagi kalau kena semprot Pein—karena tidak bisa membawa jinchūriki itu.
"Kira-kira dia ke mana, Danna?" tanya Deidara setengah mengeluh, "Coba cari lagi, un. Kalau masih mau hidup."
"Mau mati aja, deh," kelakar Sasori dengan wajah datar, mengundang desahan kesal dari temannya itu.
"Aku ikut Danna saja lah," ujarnya serius—membuat Sasori di sebelahnya tergelak.
"Ya enggak, lah!" Sasori buru-buru menarik kata-katanya tadi, "Serius amat, sih. Mending dicari lagi."
Deidara mengangkat bahunya, "Ngomong-ngomong, kita tidak salah orang, 'kan?"
"Enggak," jawab Sasori pendek, "Udah ah, buang-buang waktu saja. Keburu dunia kiamat duluan, enggak bisa dikuasain deh."
✧༺♥༻✧
Boruto terperangah. Keringat mulai bercucuran dari pelipisnya. Dia sudah terkepung di tiga sisi. Sasori, Deidara dan Orochimaru. Rasanya seperti Anda menjadi—rasanya seperti nyawa sudah ada di genggaman malaikat maut. Ia ingin pinjam nyawa kucing, sekarang juga.
Wajah Mitsuki menegang. Kedua kubu di hadapannya kini saling bersitatap dengan pandangan mengerikan.
"Kami yang menemui dan mendapatkannya duluan, un!" Deidara berseru kesal, meminta pembelaan dari Sasori di belakangnya, "Ingat kata orang, first come, first served."
Sasori menjitak kepala Deidara yang semakin ngawur. Nyambungnya kok, ke motto restoran-restoran, "Apaan sih!"
Deidara meringis pelan, melanjutkan perdebatannya dengan Orochimaru yang masih bersidekap tidak mau kalah.
Orochimaru menyeringai, "Tujuan kita mendapatkan bijuu sama sepertinya. Kenapa kita tidak bekerja sama?"
"Enak aja! Mukamu itu loh, muka-muka pengkhianat. Ora sudi aku," sembur Deidara kesal, "Danna! Cepat ringkus dia! Sekalian temannya juga!" perintahnya mumpung Orochimaru lengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ] way
Fanfiction-CANON PAIRINGS + BORUSARA ✧・゚: *✧・゚:* ❝Waktu itu adalah lingkaran nasib tanpa henti. Siang-malam, pagi-petang, sepanjang tahun tak pernah rehat. Dalam setiap kesempatan putaran nasibnya selalu terjadi tiga kemungkinan. Paralel, bergerak serentak.❞ ...