Jungkook duduk di depan sebuah mini market. Ia menunggu Jimin yang sedang berada di dalam. Mereka baru saja selesai lari pagi dan Jimin berkata ingin mampir membeli minuman.
Jungkook melirik jam tangannya. Jimin terlalu lama berada dalam jika ia hanya membeli minuman. Jungkook pun menyusul masuk dan mencari Jimin. Ia menemukan Jimin sedang berada di depan rak berisi sabun cuci dan semacamnya. Di sampingnya berdiri seorang wanita tua yang tampak kebingungan.
---
"Halmeoni perlu deterjen seperti apa?"
"Aku tidak tahu. Aku tiba-tiba lupa."
"Halmeoni ke sini dengan siapa?"
"Tadi dengan cucuku, kalau aku tidak salah ingat. Tapi aku lupa dia di mana."
Jimin merasa kasihan pada wanita tua tersebut. Tampaknya ia terkena dementia. Sebaiknya ia membantu menemukan cucunya atau seseorang yang mengenalnya agar tak ada masalah.
"Hmm, cucu Halmeoni siapa namanya?"
"Yoona. Tapi siapa nama depannya ya?"
"Tidak apa-apa. Kita coba ke luar dan panggil Yoona ya."
Wanita tua tersebut mengangguk dan Jimin mengaitkan lengannya dengan wanita itu. Saat melangkah, ia bertatapan dengan Jungkook.
"Oh, Hyung. Maaf, aku-"
"Tidak apa-apa. Aku sudah dengar. Ayo keluar."
Jungkook membuka dan menahan pintu kaca mini market itu hingga keduanya berada di luar. Ia berjalan di belakang sambil memperhatikan Jimin yang meneriakkan nama cucu wanita di sampingnya. Dengan sabar, Jimin juga mendengarkan berbagai cerita acak yang disampaikan oleh Halmeoni di sebelahnya.
"Halmeoniiii!"
Jimin dan Jungkook menoleh serempak. Seorang perempuan tampak tergopoh-gopoh berlari ke arah mereka.
"Hati-hati!" seru Jimin saat perempuan tersebut hampir saja terjatuh.
"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." Ia mencoba menetralkan nafas. "Halmeoni, aku mencarimu ke mana-mana."
"Ah, ini dia Yoona. Cantik, kan? Apa kau mau jadi suaminya, Anak Muda?"
Jimin tersenyum mendengarnya.
"Halmeoni, aku ini istri orang." Perempuan bernama Yoona tersebut tampak sedih karena Sang Nenek tak mengingatnya. "Maafkan saya sudah merepotkan kalian. Tadi saya lengah dan kehilangan Halmeoni." Yoona membungkuk. "Terima kasih sudah membantunya. Dia sudah sangat tua dan menderita dementia."
"Tidak masalah, Nona. Tapi semoga hal ini tidak terjadi lagi."
"Saya akan memastikannya. Terima kasih sekali lagi untuk kalian berdua."
Yoona dan neneknya berjalan meninggalkan Jimin dan Jungkook.
"Kasihan sekali ya, Hyung. Semoga Halmeoni itu tidak akan terpisah dari keluarganya lagi."
Jungkook hanya bergumam mendengarnya. Namun begitu, di dalam hati, ia mengamini ucapan Jimin.
"Kau punya keluarga?"
"Ada ayah, ibu, dan adik laki-laki. Semuanya di Busan."
"Kau dari Busan?"
"Iya. Kenapa?"
"Aku juga."
Entah mengapa, Jungkook tiba-tiba tersenyum.
"Kalau kau tersenyum, kau tampak seperti manusia, Hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujung-Ujungnya
RomanceKim Seokjin terlalu sering jatuh hati pada lelaki yang lebih muda dan berujung selalu dikecewakan oleh mereka. Hingga suatu hari, ia jengah dan berencana untuk mencari pasangan yang usianya lebih tua saja. Duda atau kakek-kakek sekalipun tidak masal...