pulang.

894 168 34
                                    

"yeosang pliiss, gue traktir mcd deh seminggu."

yunho kini sedang bergelayut di lengan yeoang. biasanya, membujuk yeosang itu sangat mudah. namun kenapa sekarang begitu sulit.

"lo bodoh apa gimana? mingi itu orang terkenal ya, yun. gue gak bisa sembarangan kasih nomer."

yeosang tentu menolaknya, walaupun tawaran ditraktir seminggu sangat menggiurkan. dia bisa-bisa di keluarkan dari band oleh mama song jika menyebarkan nomor anaknya kepada orang asing.

"emangnya se-terkenal itu, mingi?"

yeosang menatap yunho jengah. temannya yang satu ini sangat tertinggal informasi, hanya karena habis putus cinta. bahkan, yeosang masuk band itu pun, yunho baru tau.

"pikir aja sendiri."

yeosang pergi, meninggalkan yunho yang melongo. sungguhan deh, kenapa orang-orang suka sekali menginggalkannya ketika kebingungan.

yunho akhirnya memilih untuk segera pulang, agar dapat cepat menyelesaikan tugasnya untuk hari ini. namun dia lupa, hari ini kan yunho tidak membawa motor, karena tadi nebeng yeosang. sekarang yunho bingung harus pulang naik apa.

ponselnya lowbatt, mana dia nggak bawa duit lagi. yunho meremat rambutnya kesal. siang itu sangat panas, dan menunggu di halte bis adalah satu-satunya pilihan yang tersisa, walaupun mungkin dia akan terpanggang di sana.

"ini gue harus gimana, bis jam segini juga belum ada. yunho tolol banget sih, yeosang juga, sensi amat kayak pe- eh?"

suara bising motor membuat yunho menengadahkan kepalanya, motor hitam gagah itu berdiri di hadapanya. membuat yunho kebingungan, ini orang nungguin dia, atau bukan? takut kegeeran, kan jadi malu.

"naik." ucap laki-laki itu, suaranya terdengar tidak asing di telinga yunho.

yunho mengedarkan pandangannya, tidak ada orang lain selain dia dan laki-laki di depannya.

"gue?" ucap yunho, menunjuk dirinya.

bukannya menjawab, laki-laki itu malah membuka kaca helm fullface nya.

"lah, mingi?"

yunho kaget, jantungnya mulai berpacu tidak normal.

mingi cakep banget.

"cepetan naik, gue gak bisa lama."

yunho tidak mau menyiakan kesempatan ini, kapan lagi kan, dibonceng gebetan.

mingi pun melajukan motornya. tidak, dia tidak akan menyuruh yunho memeluknya atau berpegangan seperti orang-orang lain. yunho sudah besar, kan? bukan anak tk yang harus disuruh-suruh dulu.

sedangkan dibelakang, keadaan yunho sedang tidak baik. pipinya memerah akibat bau harum dari parfum mingi. belum lagi jantungnya yang sedari tadi berdangdut ria.

"rumah lo cuman beda tiga rumah doang ternyata sama rumah gue."

ucap mingi, memecahkan keheningan yang sedaritadi menyelimuti.

yunho terkaget, bingung harus menjawab apa. kok mingi bisa tau rumahnya dimana?terus ini dia harus jawab apa?

tak sadar, ternyata mereka sudah sampai di rumah yunho. dengan segera, yunho turun dari motor mingi.

"makasih, ming."

"hm, sama-sama."

tanpa adanya basa-basi lagi, mingi kembali melajukan motornya, kali ini tidak secepat ketika tadi mereka di jalan. dan, mingi pun berhenti setelah melewati tiga rumah.

yunho membatin, kenapa dia baru sadar jika rumahnya dekat dengan mingi.

yunho membatin, kenapa dia baru sadar jika rumahnya dekat dengan mingi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
light , yungi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang