pundung.

830 156 25
                                    

yunho mengakui, dirinya memang bodoh. buktinya, kesempatan untuk meminta nomor mingi kemarin, yunho sia-siakan, dirinya malah seperti orang yang sedang sariawan, diem terus.

sekarang, dia sedang ada di kantin kampus bersama yeosang dan wooyoung. kepalanya dia tidurkan di meja, sesekali memukulnya mengingat betapa bodoh dirinya.

"udah ah, yun. entar lo makin bego." wooyoung yang risih, mencoba menghentikan tangan yunho.

"emang ada apa, sih? harusnya kan lo seneng, kemarin pulang sama doi?"

yunho mengangkat kepalanya, menatap yeosang sambil membulatkan matanya.

"kok lo tau?!" ucapnya heboh.

"kan gue yang nyuruh dia."

yunho menggebrak meja, baru menyadari jika yeosang adalah teman band mingi. lalu menatap yeosang dengan bingung.

"kemarin lo bilang, gue gak bisa dapet nomer mingi, tapi lo malah nyuruh dia buat anterin gue. jadi sebenernya, lo itu dukung gue atau enggak sih, yeosaang?"

yunho menggoyangkan badan yeosang, heboh. alay sih, wooyoung saja merasa malu, memalingkan wajahnya berpura-pura tidak mengenal yunho.

tapi yeosang itu selalu berhasil membuat yunho kebingungan, gak paham dengan jalan pikiran yeosang.

"ya, gue nggak ngasih nomernya dia karena emang gak boleh, gak ada hubungannya sama nyuruh mingi nganterin lo pulang. lagian, gue baru inget lo kemarin nebeng gue. dan, itu juga bukan berati gue nge dukung lo."

yunho menampilkan wajah tidak percayanya. bukankah yeosang yang selalu memaksa yunho untuk segera move on?

"lagian, emang secepet itu lo move on nya?" sahut wooyoung.

"ck, kalian itu aneh deh. kemarin aja bilang katanya gue disuruh cepet-cepet move on. sekarang gue udah move on, kalian malah gak mau dukung gue. mau kalian itu apa, sih?"

yunho pundung. mulutnya terus mengoceh, membahas dari a-z. yeosang dan wooyoung yang sudah lelah dengan sifat yunho yang seperti itu hanya bisa saling menatap satu sama lain, berharap seseorang datang dan dapat menyuruh yunho berhenti mengoceh.

wajah yeosang berbinar ketika netranya menangkap mingi yang baru saja keluar dari supermarket tepat di sebrang mereka.

yeosang sempat berpikir, apa dirinya memang harus mendekatkan keduanya?

tapi, terdengar tidak mungkin. yeosang hafal sifat keduanya. yunho yang gampang sekali bilang bahwa dia jatuh cinta, dan mingi yang seperti batu—tidak percaya pada cinta.

tak mau berpikir terlalu jauh, dirinya memutuskan untuk meminta bantuan mingi. agar yunho diam. pokoknya anak itu harus berhenti mengoceh.

"mingi!" teriak yeosang sambil mengayunkan tangannya, bergerak seakan menyuruh mingi kemari.

dan benar saja tebakannya, yunho terdiam. matanya memicing tajam ke arah yeosang.

"gue gak bakal jatuh sama tipuan lo, kang yeosang. gue tau lo cuman nipu gue, gak mungkin mingi nyasar sampe sini, gue belum selesai ngomong ya. lo-"

"gue minta tolong ya, ming. bawa ini anak pergi, gak usah dikembaliin juga gak papa. bye, gue duluan sama wooyoung."

yeosang segera beranjak dari duduknya, menarik lengan wooyoung. meninggalkan yunho sendirian bersama mingi.

ternyata lama juga aku nggak update ini, wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ternyata lama juga aku nggak update ini, wkwk.

light , yungi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang