- rembulan -

608 33 13
                                    

"Mentari tak selalu menggambarkan keceriaan dan kesenangan"

~~~

Aera terduduk di depan kelasnya sendirian, menatap salah satu lukisan mahakarya Tuhan.

Langit, ia lah yang Aera lihat sedari tadi.

Langit yang dipenuhi awan dan cerahnya matahari.

Kini sudah memasuki jam istirahat, semua murid berhamburan menuju kantin tapi tidak dengannya. Dirinya lebih memilih diam sendirian di bangku, tak mempedulikan perutnya yang sudah berbunyi.

Lamunan Aera seketika buyar ketika Bu Anggi memanggilnya.

"Aera bisa tolong ke ruangan ibu sebentar?" Tanyanya lantas ia pun mengagguk dan berjalan mengikutinya.

Tatapan-tatapan sinis itu terus membuat Aera pusing dan enggan untuk mengertak mereka semua. Tidak, tidak Aera tak satu sekolah dengan Tania. Itu hal yang mustahil untuk bersekolah di sekolah yang sama.

Aera sampai di ruangan Bu Anggi dan langsung masuk kedalamnya.

"Duduk" Perintahnya lantas dirinya pun duduk.

"Ruangan ini kedap suara" Jelasnya membuat Aera tak paham apa maksud dari guru bahasanya itu

"Ehm maksud saya begini, kamu pasti belum makan kan?Ini coba dimakan, maaf kalo kurang enak Ibu ga terlalu jago masak" Ucapnya sembari memberikan satu kotak bekal berwarna jingga.

"Gausah bu terimakasih, saya juga sudah makan itu buat ibu saja" Tolaknya secara halus

"Jangan bohong, Ibu tahu kok keadaan rumahmu seperti apa, kau jarang makan kan?" Ucapnya dengan nada lembut membuat Aera tenang.

"Ngomong-ngomong nilai kamu sempurna loh, nanti bagi rapor siapa yang ambil?"

"Paling saya sendiri aja deh bu soalnya kan sesuai yang ibu tau, Mama Papa saya pasti hanya akan ke sekolah Tania" Kata Aera mencoba tersenyum walau terpaksa.

Bu Anggi menghela nafasnya kasar dan langsung menatap Aera dengan tatapan penuh kasih sayang.

"Ibu tau semuanya, jangan disembunyikan. Ibu tahu kok kemarin kamu ga makan"

"Ibu tahu dari mana?"

"Mata kamu ga bisa ngebohongin Ra, udah sekarang di makan mumpung ibu bawa dua kotak nih sengaja bawain buat kamu"

Aera merasa sungkan kepada gurunya itu, ia merasa bahwa dirinya merepotkan semua orang.

"Gapapa udah dimakan aja"

Aera pun hanya mengangguk sembari membuka kotak bekal tersebut dan mulai memakannya.

》◇《

"Ma... Pa..."

"Iya kenapa sayang?"

"Minggu depan bagi rapor, yang ambil siapa?"

"Yang ambil Papa sama Mama dong, pulangnya kita makan-makan" ucap Mamanya diangguki sang anak.

Aera menutup pintu kamarnya keras-keras, dirinya ingin seperti Tania.

[✓] HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang