- bintang paling selatan -

357 25 23
                                    

"semuanya akan berubah jika kau hanya percaya pada satu pihak"

~~~

"Mau ngapain kamu keluar jam 3 pagi?!"

"P-PAPA?!"

"Mau apa jam 3 pagi keluar rumah?Buat apa?"

"Maaf Pa, cuman cari udara segar kok" Ucapnya tak mampu melihat kearah Papanya

"Cuman?Oksigen di kamar kamu emang ga cukup?Udah dikasih hidup kalo ditanya tentang kesalahannya alesan terus mau jadi apa kamu gedenya?!"

"Mau jadi kayak mama sebelum 2 tahun lalu, baik ke banyak orang" Ucap Aera sembari menahan tangisan.

Papanya yang tadi mau menampar anaknya segera berhenti sebentar lalu menarik baju tidur anaknya ke kamar mandi.

Papanya menyalakan keran air panas yang langsung mengenai dirinya. Aera merasa kini kulitnya mengelupas karena panasnya air tersebut.

Setelah air tersebut membasahi dirinya Papanya segera menarik lagi kedalam bathub yang entah isinya air apa, sepertinya air panas yang dicampur pembersih lantai?entahlah kini Aera sudah pasrah dengan hidupnya.

Papanya melempar Aera masuk ke dalam bathub dan mengangkatnya.

"Sialan jadi lo itu anak haram itu?!ga nyangka gue ngurus anak haram kayak lo dari kecil!!"

Aera dilepaskan membuat Aera mau tak mau langsung masuk ke dalam bathub tersebut.

Perih, itu lah yang ia rasakan.

Saat dirinya akan keluar dari air tersebut, Papanya menahannya membuat dirinya tak bisa bernafas karena sekarang Papanya menahan aera agar tetap pada air tersebut.

"Maaf Tuhan sepertinya ini akhir dari perjalananku, jangan buat Papa terluka Tuhan, aku sayang dia" Ucap Aera di dalam hatinya

Sayang?!walau sudah disakiti sebegitunya dirinya masih sayang pada Papanya?!benar dunia telah gila.

Papanya mengeluarkan Aera dari dalam bathub dan membiarkan Aera tertidur di lantai dengan kulitnya yang kini mengelupas karena panasnya air yang membasahi tubuhnya.

Papanya pergi begitu saja dan mengunci Aera dari luar kamar mandi tersebut.

Aera mencoba bangun dan melihat dirinya di cermin serta ia mencoba untuk tersenyum.

Dirinya melihat kulit tangan dan kakinya kini melepuh di mana mana dan mengelupas serta rasa perih itu.

Kini baju tidurnya basah dan ia harus tertidur di situ semalaman.

Oh sungguh keluarga yang gila.

》◇《

"clek"

Pintu kamar mandi dibuka menampakan sosok Bi Meira yang terkejut karena Aera mengigil kedinginan dengan kulit yang melepuh di mana-mana.

Bi Meira langsung menghampiri aera yang sedang tiduran di lantai dengan lemas.

"Aduh non kok jadi kayak gini sih?siapa yang perbuat?Bibi ga tega"

"Gapapa kok Bi, melepuh biasa" Ucapnya sembari tersenyum.

"Nggak non kamu kenapa-napa, ayo Bibi obatin" Baru saja Bi Meira akan mengambil kotak P3K, tangan Aera menahannya dan Aera pun menggeleng.

"Gausah Bi. Aera gapapa kok Bi, masa power ranger kesakitan sih?" Ucapnya sembari tersenyum dan tertawa miris membuat Bi Meira mau tak mau menangis.

[✓] HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang