11. Pengakuan? Jujur atau bohong?

42 11 15
                                    

Paras cantik, namun hati tak baik.
Apa gunanya?

*
*
*

"HAH? BENERAN?" tanya Raina tak percaya.

"Iya, gue serius," jawab Aletta.

"Terus, lo beneran gak tau apa yang dibicarain Dara sama Bryan?" Raina bingung karena kedua insan yakni Bryan dan Dara sama-sama mendiamkannya selama satu Minggu ini.

"Sebenarnya gue gak mau ngomong gini, cuma Na, lo itu kurang peka aja," Aletta menghela nafas. "Gue rasa Lo harus tau, kejadian yg menimpa lo seminggu yg lalu, itu ulah Dara."

Raina terkejut mendengar penuturan Aletta. Tidak mungkin Dara yang melakukan itu padanya.

"Gue gak percaya," ucap Raina lugas.

"Terserah, lo mau percaya atau enggak." Aletta mengambil tas selempangnya. "Gue gak bisa nge-yakinin lo, Raina."

Aletta berdiri dari tempat duduknya. "Gue duluan ya," pamit Aletta lalu pergi meninggalkan Raina dikelasnya sendirian.

"Gue harus tanya sama Dara," gumam Raina.

***

"Astagaa!" kaget Raina saat Arya muncul tiba-tiba didepannya.

"B aja mbak," ucap Arya santai.

"Lo ngagetin tau gak!"

"Lo kok baru pulang, Na?" tanya Arya.

"Ada urusan tadi," jawab Raina.

"Mau gue anter?" tawar Arya.

"Enggak deh, gue gak mau ngerepotin lo," ucap Raina.

"Gak mau ngerepotin atau takut ada yang cemburu?" sindir Arya.

"Gak usah ngadi-ngadi lo!" bantah Raina.

"Na, gue masih suka sama lo," ucap Arya sontak membuat Raina menaikan satu alisnya.

Detik berikutnya Raina tersenyum kecut. "Terkadang, menyukai tak harus memiliki."

Arya memandang Raina datar. Sejujurnya dia benci suasana seperti ini.

"Gue duluan ya Ar, hati-hati." Raina berjalan menuju halte depan sekolah, meninggalkan Arya.  Raina tidak bisa, ia terlalu takut untuk menghadapi rasa suka dari seorang yang adalah sahabatnya.

***

"Perasaan lo," ujar Reza lugas.

"Kenapa perasaan gue?" tanya Bryan.

"Lo beneran punya perasaan untuk Raina?"

"Kenapa lo nanya gitu?" Bryan malah bertanya balik yang membuat Arya memutar bola matanya.

"Gue pengin tau aja, siapa tau lo-" ucapan Reza terpotong.

"Lo tau?" Bryan menjeda kata-katanya. "Hati mampu mengendalikan pikiran dan perasaan."

The Secret Of A PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang