Kapanpun waktunya, pasti akan terjadi.
Perpisahan dan melupakan.
*
*
*
Aku kembali:}
Selamat Membaca Kisah
Raina & Bryan
Don't forget to
Vote and Koment***
***
"Enggak, dia gak mungkin Arga. Arga sahabat Raina, udah meninggal. Dan ayah yang bunuh."
***
"Halo," sapa Bryan setelah mengangkat telepon.
"Hai!" balas seseorang dari seberang sana.
"Siapa?" tanya Bryan.
"Lupa sama suara aku?"
"Siapa?"
"Yaampun! Kamu jahat banget sih!"
Bryan tersentak, dia baru saja eringat suara ini. "Hyera?"
"Bagus deh kalo inget!"
Pikiran Bryan kacau saat mengingat cewek yang menelepon nya ini adalah tunangannya, Hyeraa Nafikah Subandi.
"Kenapa?" tanya Bryan.
"Aku di Indonesia."
Bryan terkejut. Baru saja dia bisa bahagia sedikit karena Raina, sekarang Hyeraa datang. "Lo ngapain ke Indo?"
"Ya kangen kamu lah, masa kangen Reza!" jawabnya jutek.
"Hm," balas Bryan cuek.
"Jemput aku! aku di Bandara,"
"Iya, tunggu disana." Bryan mematikan sambungan telepon dan langsung menuju Bandara. "Jangan sampe Hyeraa tau semuanya," gumam Bryan.
***
Raina sekarang berada di minimarket dekat rumahnya. Dia ingin membeli kertas Double polio untuk tugasnya.
"Ini mbak uangnya," ucap Raina sambil memberikan sejumlah uang untuk barang yang dia beli.
"Iya terimakasih," balas kasir minimarket itu.
Raina keluar minimarket dan tanpa sengaja Raina menabrak seseorang cewek, yang membuat plastik belanjaan Raina terjatuh. "Maaf, saya tidak sengaja," ucap Raina formal kepada cewek itu.
Raina merapikan barang belanjaannya dan belum melihat kearah cewek terebut.
"Raina?" sapa cewek itu.
Raina menoleh, ternyata dia adalah Aletta, teman satu kelas Bryan. "Aletta, kan?"
"Iya. Gue Aletta, lo ngapain disini?"
"Gue habis beli keperluan tugas," jawab Raina dengan ramah.
"Rumah lo di wilayah ini?" tanya Aletta.
"Iya," jawab Raina. "Kalo lo ngapain disini?" tanya Raina.
"Gue mampir mau beli minuman," jawab Aletta.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of A Promise
Fiksi RemajaSebuah kisah romansa, dengan ketidakjujuran dibaliknya. Ini cerita tentang Rainata, perempuan yang selalu optimis dalam menjalani tantangan kehidupannya. Ia percaya, suatu saat nanti akan ada hari dimana ia bisa bahagia sepenuhnya. Hidupnya yang am...