Di penghujung tahun 2019 tepat dibulan Desember, iya kala itu Tuhan dengan sengaja mempertemukan kita.
Sulit rasanya menghapus ingatan tentangmu, tentang pertemuan kita yang sangat singkat kala itu, tentang rencana-rencana bodoh yang kita impikan bersama, tentang mimpi-mimpi esok yang ingin kita semogakan.
Bahkan saat ini kamu tetap menjadi semogaku yang tak pernah aku sesali.Skenario Nya memang tak pernah disangka-sangka, Tuhan mempertemukan kita diwaktu yang tak terduga, diwaktu yang sama Tuhan juga mengambilmu.
Mengambilmu dariku agar aku bisa lebih terbiasa mendewasakan diri.
Entah ingatan tentangmu tidak pernah bisa lenyap meski dimakan waktu, saat dimana aku masih belum bisa membuka hati atas kedatanganmu, bahkan rasaku kala itu terhadapmu masih kosong, menitik harapan pun masih enggan kulakukan, atau sekedar menitipkan namamu kepada Nya, menaruh sela serta semogaku juga masih tidak ingin ku sungguhi.Aku tidak pernah menyesali pertemuan singkat kala itu, aku bahkan mensyukuri hadirmu dikehidupanku walau hanya seutas cerita yang belum usai, ingin rasanya mengakhiri cerita lamaku bersamamu namun apadaya Tuhan mengambilmu lebih dulu, sebelum cerita itu usai.
Andai saja ingatanku tentangmu hilang atau bahkan dalam skenario Nya kita tidak pernah saling dipertemukan, mungkin aku sekarang tidak perlu bekerja lebih keras untuk mengikhlaskan seseorang yang benar-benar tidak ingin aku ikhlaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukul Tiga Malam
Teen Fictionsepenggal kisahku denganmu yang tidak pernah menemui kata ujung, lewat sebuah sajak dan rangkaian cerita ini aku dengan segala imajinasi liarku ingin mendefinisikan tentangmu.