Tak kusangka dahulu egoku benar-benar tinggi, kelabilanku mengalahkan hati dan logika.
Dulu aku sangat terobsesi untuk memilikimu, hingga aku lupa untuk melibatkan Nya disetiap prosesku menujumu.
Sekarang aku mengerti bahwa mencintaimu tak harus memiliki, mungkin mendo'akanmu adalah cara sederhanaku, mengagumimu dalam diam juga menjadi bagian paling nyaman agar aku tak lagi dikecewakan olehmu.Mungkin nampaknya sekarang kamu melihatku seolah aku sudah tidak lagi peduli dan abai atas dirimu, tapi percayalah rasaku masih tetap sama, bahkan jauh lebih dalam lagi.
Aku hanya mengubah caranya saja, mencintai dengan cara yang diagungkan oleh Nya, caraku mencintaimu sudah berbeda, tak lagi seperti dulu, iya dulu aku selalu mengumbarnya, sekarang cukup Tuhan yang tahu berapa kali aku melangitkan namamu, bahkan ibuku mungkin bosan mendengar cerita tentangmu, kesekian kalinya aku mengadukanmu padanya.
Jatuh cinta sendirian mungkin menjadi pilihan, agar saat terluka aku tidak benar-benar sedang patah.
Barangkali saat ini Tuhan masih ingin melihatku berkembang, memperbaiki kekurangan, mengenali, dan menikmati kesendirian. Agar ketika kamu kembali, aku bisa lebih menghargai keberadaanmu itu-
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukul Tiga Malam
Teen Fictionsepenggal kisahku denganmu yang tidak pernah menemui kata ujung, lewat sebuah sajak dan rangkaian cerita ini aku dengan segala imajinasi liarku ingin mendefinisikan tentangmu.