Kukira setelah pertemuanku denganmu malam itu, kita bisa lebih dekat tapi ternyata aku salah.
Imajinasiku tentangmu terlalu berlebihan, egoku untuk memilikimu juga tidak mungkin bisa tergapai. Kamu perlahan memberikan kode padaku untuk segera menjauh, layaknya tuan rumah mempersilahkan tamunya masuk kemudian memberikan secangkir teh manis untuk disuguhkan, lalu beranjak keluar setelah menikmati sajian hangat yang disiapkan oleh tuan rumah.Kamu adalah objek yang tak ingin aku jauhi, aku selalu ingin berada disampingmu meski dalam keadaan terpuruk sekalipun, menemanimu, menjadi jalan untuk pulang setelah penantian panjang, dan menjadi rumah setelah proses pencarian yang tak kunjung kau temui.
Usaikan dahulu urusanmu, tuntaskan pencarianmu, ketika kamu benar-benar lelah dan belum menemukan seseorang yang lebih baik dariku coba untuk memberhentikan langkah itu sejenak dan berbalik arah, ingat jalan untuk kembali, jalan menuju pulang, tanpa kau ketuk aku akan membukakan pintu lebar-lebar untuk setiap tapak jejak yang kau singgahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukul Tiga Malam
Teen Fictionsepenggal kisahku denganmu yang tidak pernah menemui kata ujung, lewat sebuah sajak dan rangkaian cerita ini aku dengan segala imajinasi liarku ingin mendefinisikan tentangmu.