Hari-hari setelah kepergianmu itu aku semakin tercengang, kacau, hilang arah dan tujuan. Bagaimana mungkin? kemarin kita baru saja melewati segalanya bersama, saling menguatkan, berkabar, dan sama-sama tak ingin kehilangan.
Tapi kini sekedar menanyakan kabar saja rasanya sudah tidak mungkin atau menyapamu lagi dengan panggilan kak? Iya aku dan kamu yang hanya terpaut dua tahun, aku yang lebih muda 2 tahun dari umurmu, seperti seorang kakak beradik tapi tidak sedarah. Sehati mungkin? Haha mustahil!
Bodohnya aku yang masih manaruh harap padamu, sedang kamu saja tidak pernah menjadikanku tempat untuk sungguh.Aneh bukan? kita dipertemukan untuk saling mengenal, kemudian kita saling mengasingkan satu sama lain.
Dipisahkan mungkin cara terbaik untuk mendewasan kita berdua menurut versi Nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukul Tiga Malam
أدب المراهقينsepenggal kisahku denganmu yang tidak pernah menemui kata ujung, lewat sebuah sajak dan rangkaian cerita ini aku dengan segala imajinasi liarku ingin mendefinisikan tentangmu.