Chapter 5

51 5 11
                                    


    Hallo guys apa kabar?

Aku tepatin janji aku setelah PTS aku bakal UP

   Ada yang kangen Rafka atau Lofa?

.

.

.

   Lofa berjalan di samping Rafka, kedua orang itu terus berdiri menunggu bus namun tidak ada satupun bus yang lewat. Lofa terus berdecak karena ia sangat takut dan khawatir. "Gimana nih bus gak ada yang lewat lagi, ini udah mau malam." seru Lofa.

    Rafka melihat ke langit yang semakin menggelap, ia melihat Lofa yang hanya bisa berdiri dan berdecak kesal. "Lo yang sabar dong," ujar Rafka.

    "Yah gue harus sabar sampe mana? Ini udah satu jam nunggu bus lewat tapi gak ada satupun yang lewat. Kalo gak taxi kek atau angkotan umum kek, pokoknya yang bisa di jadiin alat kendaraan yang bisa menuju lokasi camp aja." cecar Lofa yang menggigit jari kukunya.

    "Yah sekarang sepi, gak ada satupun yang lewat. Gimana dong?" tanya Rafka.

    Kemudian Lofa duduk di kursi halte, ia sudah pasrah sekarang. Rasanya sangat lelah dan kesal. Ia harus menunggu kendaraan dengan Rafka manusia yang angkut pedenya tinggi sekali.

    Sudah setengah jam Lofa dan Rafka menunggu bus atau taxi yang lewat namun tidak ada satupun. Jam sudah menunjukan pukul 8 malam.

    Rafka melemparkan jaket tebal miliknya ke wajah Lofa, membuat cewek itu menatap garang ke cowok itu. "Lo gak liat muka gue ada disini? Sakit tau." gerutu Lofa yang kemudian memakai jaket milik Rafka dengan watadosnya.

   "Bukannya makasih malah ngomel, dasar aneh." celetuk Rafka.

   "Bodo amat, sekali lagi lo ngomong bakal gue tendang pantat lo." balas Lofa yang menatap garang ke Rafka.

   "Lo jadi cewek galak amat, gak ada kalem-kalemnya."

    "I don't care." balas Lofa.

    Dari arah kanan angkutan umum melaju, dengan cepat Rafka melambaikan tangannya untuk menandakan angkutan itu segera berhenti. "Mas di lokasi camping." seru Rafka yang menarik Lofa untuk masuk ke angkutan.

    "Siap."

    Di dalam mobil hanya ada supir, Rafka dan Lofa. Cewek itu mengehela nafasnya, akhirnya ada angkutan yang lewat. "Akhirnya ada yang lewat juga, gue capek tau gak." seru Lofa yang menelentangkan kedua tangannya sampai terkena wajah tampan milik Rafka.

    "Eh cewek aneh, tangan lo itu kena muka gue yang super ganteng ini. Tangan lo bau banget tau gak." seru Rafka.

    "Woy, sejak kapan muka lo disitu hah? Tangan gue gak salah yah. Lo kali yang bau, gue itu wangi enak aja. Gue aja bawa mingak wangi 5 botol, asal lo tau." timpal Lofa yang mendelik tajam ke Rafka.

    "Serah lo, gue capek." ucap Rafka.

     Perjalanan sangat pelan, membuat Lofa mengantuk karena ada angin yang masuk dan menerpa wajahnya. Lofa duduk di pinggir pintu angkutan, dia menyenderkan kepalanya dan menutup matanya.

     Rafka bingung, pasalnya uang yang milik Rafka habis. Cowok itu juga meninggalkan uangnya di tasnya, ia hanya membawa uang sepuluh ribu dan itu pun pas untuk membeli minuman tadi. Ia harus bagaimana, tapi yang jelas tujuannya harus sampai di lokasi camping.

     Rafka menengok ke sebelah, pantas saja keadaan di dalam angkutan sangat damai dan tenang karena Lofa tengah tertidur, Rafka terkekeh pelan, ia mengamati setiap lekuk wajah Lofa, namun saat itu kepala Lofa terbentur di dinding angkutan.

OSIS VS MPKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang