"Tangkap mereka semua!"
Ada api berkobar dimana-mana. Setelah beberapa waktu yang lama, bau api menusuk memasuki kamar tidur Renna.
Aku menutup mulut dan hidungku dengan handuk dan berdiri di dekat jendela, terbatuk.
Teriakan orang-orang terdengar di luar jendela yang menyala-nyala, tetapi tidak ada yang bisa Renna lakukan.
'Apa yang terjadi padamu.....'
Mulutku mengering sembari menunggu dengan gugup.
Sudah berapa lama waktu berlalu? Pintu kamar tidur Renna yang tertutup rapat terbuka dan suaminya, Kaligo, masuk. Bahkan di situasi ini, seperti biasa, wajahnya selalu tanpa ekspresi.
Renna, yang berdiri di dekat jendela, bergegas berlari ke arah Kaligo.
"Kaligo! Sebenarnya apa yang terjadi!"
"....."
Entah dia mengetahui kepanikannya atau tidak, Kaligo memasukkan tangannya ke dalam kantongnya tanpa mengatakan apapun.
Dia mengeluarkan kalung kecil dan menggantungkannya di leher Renna, dan memanggil namanya dengan suara rendah.
"Renna."
"....."
Matanya membesar ketika dia mendengar namanya keluar dari mulutnya.
Ini pertama kalinya.
Alih-alih dipanggil "Kamu" atau "Nyonya", dia memanggil namaku. Mungkin, itu alasan kenapa namanya terdengar asing bagiku.
Kaligo, yang baru saja selesai memasang kalung di leher Renna, memegangnya dan berkata.
"Jangan pergi."
"....."
Tubuh Renna yang gemetaran langsung kaku setelah mendengar perkataan Kalligo.
Apa? Jangan pergi? Bahkan di situasi begini?
Selama lima tahun pernikahan kami, tidak pernah sekalipun aku membolos dari pekerjaanku sebagai Duchess. Tetapi, bahkan ketika aku akan mati, dia masih mengatakan padaku untuk tetap tinggal di mansion ini?
'..... Apa maksudmu... Aku harus mati disini?'
Permintaannya, yang berkedok bantuan, tetap bertahan bahkan ketika dunia berada dalam kekacauan.
Dia menggigit bibir bawahnya dengan lembut, melepaskan diri dari pegangannya, dan bertanya.
"Bagaimana denganmu?"
"........"
"Apa kamu.akan kembali?"
Di ruangan ini, dimana aku menunggu? Apa kamu kembali hidup-hidup? Sampai saat itu, bisakah aku tetap bertahan hidup?
'Tidak, apa kamu bahkan berniat untuk menyelamatkanku dari tempat ini?'
Aku ingin menanyakan banyak hal, tetapi suaraku gemetar dengan hebatnya. Pada akhirnya, aku memutuskan untuk menutup mulutku.
Alih-alih menjawab pertanyaannya, Kaligo menjauh darinya.
"Saya akan kembali.....tidak peduli apa pun yang terjadi."
Kaligo berbalik dan keluar dari ruangan tanpa menoleh ke belakang.
Setelah menikah selama 5 tahun, punggungnya tidak terlihat berbeda. Tidak peduli berapa kali aku melihatnya, itu selalu terlihat dingin.
Dan...
Itu terakhir kalinya aku melihatnya hidup.
"Cari semua orang yang tersisa!"
Para ksatria dari Istana Kekaisaran akhirnya sampai ke ruangan Renna. Tidak butuh waktu lama untuk pintu kamar tidur yang terkunci itu rusak karena kekuatan yang sangat besar dari para ksatria.
Sampai saat itu, dia mencoba untuk tetap tenang.
Karena dia adalah istri Duke Edmund, yang punya banyak musuh, dia selalu khawatir kalau ini akan terjadi suatu hari.
Dan itu terjadi hari ini. Sebelum menjadi seperti ini, persekongkolan jahat selalu langsung diarahkan kepada Duchess.
'Fakta bahwa mereka sudah sampai datang kesini........'
Sudah jelas untukku kalau hal terburuk telah terjadi. Itulah kenapa aku mencoba untuk tetap tenang.
Sebagai istri dari Duke Edmund, dia tidak akan pernah tumbang dalam aib ataupun memohon pengampunan untuk hidupnya karena takut mati.
Itulah yang aku sumpahkan.
Tapi....
Ketika salah satu ksatria kekaisaran memegang kepala suaminya terlihat olehnya, Renna langsung terjatuh.
Ya, itu adalah Duke. Itu adalah suaminya, Kaligo.
Itu adalah kepalanya.
"Kal...igo?"
Di kedua tangan ksatria kekaisaran terlihat bekas penindasan atas pemberontakan.
Pada bilah pedang salah satu ksatria kekaisaran, terdapat darah yang terus menetes. Dan di tangan satunya, dia memegang kepala suaminya.
Itu adalah pemandangan yang mengejutkan untuk dilihat sampai dia langsung tumbang saat melihatnya.
"Ka...Kal..."
"Kepala dari pasukan pemberontak langsung dibuang."
"Kali...go...Ka...ligo!!"
Pemberontakan apa? Perencanaan apa?
Bahkan walau aku membenci atau mencintainya, dia masih tetap suamiku. Memang benar aku membenci suamiku, tetapi aku tidak ingin berakhir seperti ini.
Tatapan dan suaranya yang tak biasa ketika memanggil namanya terus terdengar di pikiran dan telingannya.
'Tapi, perubahan baik apa yang bisa terjadi sekarang setelah ini terjadi?'
Tidak ada yang bisa menenangkanku untuk menghadapi ketakutan dan keangkuhan. Mengatakan kalau dia akan kembali kesini semuanya...omong kosong.
"Berdasarkan hukum, seluruh keluarga yang terlibat dalam pemberontakan akan..."
Pedang yang berlumuran darah itu diangkat ke atas.
"Dihukum berdasarkan perintah kekaisaran."
"......."
Di kamar tidur itu, suara tajam pedang yang memotong udara mengenai bagian belakang leher Renna.
Di hari yang sama, di tempat yang sama, dia terus terbayang ingatan akan kematian suaminya yang mengenaskan, itulah bagaimana dia mati.
***
~TBC~
/Suaminya ngeselin, ditanya diem doang -_- Balik-balik tinggal kepala, kan kasian/
Hellaww, I'm coming back~~
Terimakasih sudah mau bersabar menanti
Maaf slow update yaa
Btw btw
Jangan lupa vote dan komennya yaa
Kalau ada kata-kata yang 'agak' kurang pas, boleh lah berbagi hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel || Mantan Suamiku Jadi Tokoh Utama
Romance~Novel Terjemahan~ My*Ex-Husband*Became*The*Male*Lead Judul Asli : 전남편이 남주가 된 것에 관하여 Author(s) : MON Genre(s) : Adult, Drama, Fantasy, Isekai, Romance, Smut, Webnovel Bahasa asli : Korea Type : Korean Webnovel