• 04. pertandingan ✦

0 0 0
                                    

04. PERTANDINGAN BOLA BASKET:

"Bukanya aku benci kalau kamu selalu bersamanya, namun tolong lah mengerti perasaanku sekali saja. Di sini posisi ku adalah sebagai kekasih mu, namun kamu memperlakukan ku sama seperti kau memperlakukan dia." Vera.

Tuuuttt... Tuuuttt... Tuuuttt...

"Ck, berisik banget sih." Gerutu Zevanya yang sedang tertidur pulas terbangun akibat suara dari ponselnya.

Ia menggapai kearah meja yang berada di sebelah ranjangnya untuk mencari ponselnya yang menyala. Saat sudah menemukan di mana ponselnya berada, ia langsung mengambilnya dan mengangkat telepon dari sebrang sana.

"Apaan an***g, sekarang libur. Gue masih ngantuk, ganggu tidur gue ye lo." Ucap Zevanya, sambil mengucek ucek mata seraya seperti orang yang baru saja bangun tidur.

"........."

"HAH?!" Zevanya langsung melotot saat mendengar perkataan dari seseorang di sebrang sana.

"YANG BENER AJA LO?!" Zevanya langsung bangun dari ranjang dan berjalan mencari handuk.

"........."

"Iyaa iyaa, kirim aja alamatnya." Ucap Zevanya, sambil membuka ikatan rambutnya bersiap siap untuk segera mandi. "Gue mandi dulu,"

"........."

"Iya bawel." Ucap Zevanya yang langsung mematikan ponselnya dan melemparnya kearah ranjang tidurnya dan masuk kedalam kamar mandi.

25 menit berlalu

Zevanya langsung keluar dari kamar mandi, dan mencari pakaian yang pas. Lalu mengeringkan rambutnya, sesudah itu Uya menyisirnya dan di lanjutkan dengan memakai sepatu hitam dan jaket hitam khasnya.

Zevanya berjalan kearah ranjang dan meraih ponselnya, lalu mencari kontak dan menelponnya.

"Udah di kirim belum?" Tanya Zevanya sambil membuka pintu kamar.

"........"

"Berarti gue kaga bisa ikut lo lo pada nonton pertandingan ya, gapapa?" Ucap Zevanya yang sedang menuruni tangga.

"........"

"Iyaa iyaa, siang nya gue kesana." Ucap Zevanya.

"........"

"Iyaaaaaaa," Ucap Zevanya.

"Iya udah gue mau otw." Ujar Zevanya.

"Thanks." Ujar Zevanya lagi, lalu mematikan ponselnya. Dan berjalan menuju bagasi untuk memanaskan motornya.

"Bunda, gue berangkat dulu." Teriak Zevanya dari arah bagasi lalu melajukan motornya dengan kecepatan rata rata.

SAMPAI

"Ini alamatnya?" Ujar Zevanya sambil melihat kearah ponsel, menyamakan alamat yang di berikan.

"Masa iya," Ujarnya lagi. "Dih ga mungkin, gila aja begini."

"Alamat palsu pasti ini, an***g Veraaaa." Gerutu Zevanya yang tidak percaya.

Zevanya langsung menaruh ponselnya ke saku celana. Lalu memakai helm nya sambil menyalakan motornya, dan langsung melaju menuju sekolah.

Saat di pertengahan jalan, Zevanya melihat ada Baron di depannya. Zevanya langsung menaikan kecepatannya untuk menyusul Baron.

"Woy," Sapa Zevanya saat sudah bisa menyusul Baron.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Searching For IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang