10. DI LABRAK.

3 1 0
                                    

Ana berangkat lebih awal dari sebelum-sebelumnya. Kali ini dia di temani oleh rara sahabatnya kini. Rara sengaja menjemput ana karna rara cemas arya membuat semena-mena kepada ana di jalan nanti. Dengan penuh usaha, kini paksaan rara berhasil membuat ana mau berangkat bersamanya.

“Tante tari nanya apa sama lo?” tanya rara sebari berjalan di koridor sekolah
“Mama gue gananya apa-apa, gue bilang sama mama kalo gue mau berangkat sama lo lebih awal aja.” Ujar ana
“Jadi lo semalem gimana?” tanya rara
“Eh bentar gimna kalo gue ngontek dulu yang lain, takutnya mereka nunggu kita di parkiran.” Usul ana
Rara pun mengangguk

Ana mengotak ngatikkan layar HP miliknya dan segera memberikan informasi bahwa dia dan rara datang ke sekolah lebbih awal dari biasanya.

DANI PROV.

Pesan masuk dari ana udah gue terima.
Ana kenapa ya tumben dia datang lebih awal dari biasanya.
Atau mungkin ada ulangan?
Tapi masa sih ada ulangan, biasanya juga ana kalo ada ulangan pasti bilang sama gue
Apa dia ada masalah ya?
Ahh gue harus nyari tau apa sebenernya terjadi.

RAGA PROV.

Ada pesan masuk dari ana. Dengan sigap gue langsung membacanya.
“Ana datang ke sekolah lebih awal?”
Ahh pasti ana ada masalah.
Gue harus nyusul ana sekarang.

PRANADA PROV.

Ana kenapa ya? Ko tumben datang lebih awal dari biasanya?
Pasti ada apa-apa nih
Gue harus lebih cepet ke kelas juga ah biar bisa nemenin ana.

MORA PROV.

Ana datang lebi awal?
Kenapa ya dia?

Beberapa menit kemudian…

Teman- teman ana secara tiba-tiba datang menghampiri ana dan meminta kejelasan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Ana pun menjelaskan secara detail kejadian yang semalam terjadi.
Masing-masing mereka ada yg memasang muka bingung, tidak suka, dan angkuh.

“Maksud gue gini loh na, ngapain juga kan gitu dia ke rumah lo dan bersikap baik sama tante tari?” bingung dani
“Caper.” Dengkus raga
“Bisa jadi sih.” Tangkas pran
“Tapi menurut gue, pasti arya punya permainan yang kita ga duga sebelumnya.” Ujar rara
“Permainan?” tanya ana
“Yaiyalah permainan. Secara lo di hukum karna apa? Ya karna permainan yang udah dia buat ke lo lah.” Ujar rara

Ana pun mencerna kata-kata yang sudah di ucapkan rara.

“Jadi?” tanya ana
“Lo mau gamau harus mengikuti apa yang dia mau dulu. Kita mantau dari belakang na.” ujar dani
“Tapi ana—“ ujar pran
“Mau gamau, kita harus nyusun strategi sekarang.” Ujar dani
“Strategi apaan?” tanya rara

Dani pun menyuruh kami mendekat dengannya dan dani pun mulai menjelaskan apa yang harus di lakukan.

Setelah perundingan selesai. Mereka pun pergi ke kelasnya masing-masing.

Bell istirahat berbunyi..

Siswa/siswi berhamburan keluar kelas dengan girangnya. Terkecuali ana dan rara. Mereka memilih untuk diam di kelasnya untuk mencari aman dari gangguan arya si cowo freezer the most wanted itu.

Pran, raga, dan dani memilih untuk mengampiri ana di kelas ana. Tidak sedikit teman kelas ana yang terpesona saat melihat temannya itu.

“Ganteng banget si temennya si ana.”
“Itu yang tinggi ganteng banget sumpah.”
“Ahh pantes aja ana dapet temenn bibit unggul semua si ananya juga cakep alabatan bidadari.”

“Na, lo udah makana?” tanya dani
“Belum.” Jawab ana
“Lo ra?” tanya dani
“Belum juga.” Jawab rara
“Yauda gue ke kantin bentar, kalian mau apa?” tanya dani
“Kaya biasa aja deh.” Jawab ana
“Iya kaya biasa aja.” Jawab rara
“Oke deh, kalian ikut gue ya.” Ujar dani kepada pran dan raga

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LANGIT BARU UNTUK ANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang