Menatap kertas persegi panjang dengan kecewa, kaca mata merah nya melorot. tatapan kosong terpatri di iris hitam milik Sarada.
"Sar,lo dapet berapa nilai ulangan matematika?" duduk bersebelahan menopang dagu dan melirik ke arah Sarada.
"Cho, aku dapet 89 padahal hiks..hiks..aku pengen dapet 100," tetesan air mata nya turun mengenai kertas ujian, membuat sebagian kertas basah.
Chocho memasang wajah masam, mengambil kertas ujian milik Sarada. menatap dengan berbinar.
"Astaga, Sar lo dapet nilai segitu masih mending, lah gue dapat 60 itu pun berkat bantuan lo," Sarada menatap Chocho, menghapus tetesan air mata.
Menarik tangan Sarada berjalan keluar kelas, duduk di tepi lapangan melihat sekelompok orang bermain basket.
"Kita liat para most wanted main basket aja, dari pada lo merenung gak jelas gitu," Sarada terdiam menatap awan cerah sehabis hujan.
" Sar, mau gue beliin minuman?"
"Boleh," Chocho pergi kekantin meninggalkan Sarada seorang diri, menatap para pemain basket, tak sadar akan sosok di belakang nya.
Menarik surai hitam itu ke atas membuat Sarada berdiri.
"Akh, sakit," Berusaha menggapai tangan yang menarik rambut panjang nya. Tarikan itu semakin kuat membuat beberapa helai rambut Sarada putus.
Ringisan Sarada mampu memberhentikan permainan basket yang sedang berlangsung, banyak pasang mata melihat ke arah Sarada.
"Jaga kelakuan lo, jangan dekat dekat Boruto, Boruto itu milik gue."
"Akhhh, hiks hiks... hentikan... ini sakit," Cairan bening mengalir di pipi Sarada, kaca mata merah kesayangan itu jatuh.
Para siswa hanya melihat kelakuan gadis itu tanpa mau membantu Sarada, Boruto berdiri di kejauhan menikmati ringisan Sarada.
"Ingat lo itu hanya murid beasiswa, jangan sombong. gara gara lo gue gak bisa dekatin Boruto lagi, semua gara gara lo," Gadis itu menghempas kepala Sarada ke kursi yang tadi di duduki Sarada.
Cairan merah merambat jatuh ke tanah, menetes demi tetes, Gadis itu tersenyum melihat Sarada di ambang kesadaran.
Plak
Chocho menampar gadis itu hingga tersungkur di tanah.
"Rin, lo jahat banget sih. gak takut masuk penjara udah ngelukain Sarada?" Chocho menarik kerah baju Rin.
Boruto berjalan mendekat, berjongkok di depan Rin, menyeringai menatap dingin kedua tangan terkepal, menarik Rambut Rin hingga dia berdiri. Chocho melepas cengkraman pada kerah Rin.
"Minta maaf sama Sarada,"
"Gue gak mau, gue ngelakuin ini semua demi lo."
"Gue bilang minta maaf sama Sarada! ah atau lo mau hukuman yang seharus nya lo terima?"Rin menatap Boruto dengan rasa takut, ibils sekolah tidak akan main main dengan ucapan nya.
"Kawaki, urus nih tikus," Boruto melepas tarikan pada rambut Rin, Kawaki hanya melihat tanpa mau mendekat.
"Lo tinggal aja, nanti hilang kok," Kawaki melangkah mendekat.
Sarada hanya menatap Rin dengan sendu, Chocho mendekat hendak menyentuh Sarada. Boruto lebih dulu mempobong tubuh mungil itu, Membawa nya menuju UKS.
Chocho terdiam raut wajah marah tercetak jelas, melirik Rin yang tengah berusaha bangkit. Secepat kilat Chocho dan Kawaki menyiksa Rin tanpa belas kasih, lebih tepat nya Kawaki yang menyiksa, Chocho hanya menikmati ringisan Rin.
KAMU SEDANG MEMBACA
信じるよ Shinjiru yo (End)
Fanfiction(COMPLETED) Sarada gadis cupu yang tak sengaja bertemu dengan si Boruto laki laki dengan sejuta pesona namun di balik itu semua ia memiliki masa lalu kelam, membuat dia tumbuh menjadi kejam nan dingin. pertemuan yang membuat hidup Boruto berubah, ki...