Kenapa?

960 93 7
                                    

Memeluk kedua kaki, iris hitam itu nampak berbinar kedua pipi nya bersemu, sudut bibir terangkat. gadis itu tersenyum senang.

Gadis itu Sarada yang tengah duduk di kasur UKS, mengingat kejadian bersama Boruto membuat pipi nya bersemu merah.

Flashback on

Kedua iris hitam terbuka menatap sekitar dengan alis bertaut, tatapan itu terhenti pada sosok laki laki yang tertidur sambil melipat kedua tangannya.

"Boruto, ngapain disini?" Sarada menatap Boruto dengan senyuman.

'Boruto kau itu sebenarnya baik, tapi kenapa kau mau menyakiti aku? aku ada salah apa sama kamu?'  Sarada terus bertanya dalam hatinya.

Satu tangan terangkat mengusap surai kuning itu dengan lembut, Boruto memang ganteng nan manis semanis gula.

"Engh," Ups sepertinya Boruto sedikit terganggu dengan usapan yang Sarada berikan, segera ia menarik kembali tangan nya.

Boruto tersadar ia mengubah posisi menjadi tegap, menatap Sarada yang tengah tersenyum ke arah Boruto.

"Mau beri hukuman sama Arina?" Tanya Boruto.

"Enggak usah, dia mungkin cuma kesal sama aku."

"Aku tau dia kesal, tapi Arina udah keterlaluan sama kau," ucap Boruto sedikit kesal dengan kelakuan Arina.

'Ini juga sebagian dari rencana mu kan Boruto? tapi tak apa aku senang dengan rencana mu, karena itu kau bisa khawatir dengan diri ku' Batin Sarada berucap, ia tersenyum menatap Boruto yang tengah kesal dengan Arina.

"Boruto, makasih."

Nyut.

Lagi, hati Boruto serasa tidak rela harus melukai orang seperti Sarada, namun apa daya ia tidak bisa berhenti di tengah jalan.

"Kalau gitu aku pergi dulu, ada sedikit urusan, kau harus tetap disini sampai aku datang," Boruto mengecup pipi Sarada secepat kilat setelah itu, ia pergi keluar.

Flashback off

Brak.

Chocho membuka pintu UKS dengan kasar, ia berlari menuju ranjang yang Sarada duduki.

"Sar, luka lo gimana?"Chocho menatap sendu ke arah Sarada, ia merasa tidak becus jadi sahabat nya.

"Ah, aku udah agak baikan kok."

"Siapa yang lakuin ini sama lo, biar ku cincang tuh orang jadi daging panggang," Chocho mengepalkan tangannya, ia terlihat kesal.

"Arina," ucap Sarada.

"Arina kelas sebelah itu?"

"Iya," Sarada mengangguk menatap Chocho.

"Dia itu benar benar, akhhh Sar gue bunuh tuh cewek ya?"

"Jangan Cho, lebih baik kau belikan aku es teh," Sarada menyatukan kedua telapak tangan, memohon pada Chocho.

Chocho pergi sembil marah marah, Sarada hanya bisa tertawa melihat nya. Menatap seluruh ruang dengan sendu, tiba tiba saja ia teringat dengan percakapan Boruto dan Shinki. jujur saja Sarada masih sakit hati namun tak ingin memperburuk keadaan, lebih baik seperti ini saja penuh dengan kebohongan.

"Lagi mikir apa?" Boruto muncul tepat di samping wajah Sarada.

"Astaga! bikin kaget aja," Sarada menatap Boruto dengan jengkel, hampir saja ia terkena serangan jantung.

"Maaf deh, mikir apaan?" Boruto duduk di kursi melirik ke arah Sarada sambil memakan cokelat.

"Mau," Sarada menatap cokelat itu dengan berbinar.

"Mau apa? Mau cium?"

"Bukan, itu aku mau cokelat," Sarada menujuk ke arah cokelat yang ada di tangan Boruto.

"Oh~ nih ambil aja," Boruto menaruh cokelat itu di ranjang yang di duduki Sarada. Segera ia mengambil cokelat tersebut, langsung saja Sarada memakan nya.

"Lucu."

"Apa yang lucu?" Sarada bertanya dengan mulut penuh cokelat, menatap penasaran ke arah Boruto.

"Kamu kalau makan lucu banget, jadi pengen ku makan," Boruto terkekeh kecil melihat reaksi yang Sarada berikan, tentu saja Sarad terkejut dengan ucapan Boruto.

"Jangan dimakan nanti aku mati, terus kau sedih," Sarada memakan sisa cokelat dengan lahap, lalu menatap Boruto.

"Siapa bilang aku sedih kalau kamu mati?" pertanyaan itu tentunya membuat Sarada kadi kecewa, kenapa ia terlalu berharap pada Boruto. Boruto tak akan sedih jika ia mati mungkin.

"Yang ada aku jadi gila karena kau tidak ada di samping ku," ucapan Boruto bukan dari hati nurani nya sendiri, ia mencintai Sarada hanya untuk balas dendam. tidak ada niat untuk jatuh cinta dengan tulus, Boruto sudah punya pengisi hati nya.

Kedua sudut bibir terangkat, Sarada tersenyum senang, meski ia tau itu hanya kebohongan yang di buat Boruto untuk membuat Sarada percaya pada nya.

Kalian bertanya kenapa Sarada terlalu baik pada Boruto, itu karena Sarada ingin menjadi bagian dari hidup Boruto, ia tidak ingin membuat Boruto bersedih. Sarada mencintai Boruto dengan setulus hati. berharap Boruto bisa bahagia bersama pilihan nya dan Sarada bersyukur jika itu adalah dirinya.

"Boleh ku bertanya kenapa kau ingin aku jadi milik mu?" Sarada bertanya dengan hati hati berharap Boruto tidak marah akan pertanyaan nya tadi.

"Kau ingin aku jawab dengan jujur atau bohong?"

"Tentu saja aku ingin kau jujur, tidak ada gadis yang ingin di bohongi," Sarada berucap dengan lembut tak ingin menyinggung Boruto.

"Kalau aku jujur boleh aku meminta satu permintaan?"

"Tentu saja boleh."

"Aku mohon jangan pernah pergi meninggalkan ku," Boruto menatap kebawah tak ingin bersitatap dengan Sarada.

"Aku janji," Sarada menjawab dengan senyum di wajah nya.

"Alasan kenapa aku menjadikan dirimu milik ku, karena kau, ralat orang tuamu yang membuat dia jadi sakit hingga harus berobat ke luar negeri."

"Apa hubungan nya dengan menjadikan diri ku menjadi milik mu?"

"Aku ingin kau menderita sama seperti yang telah dia rasakan."

"K-kau ingin membuat ku menderita? tapi kenapa? Aku tidak tau siapa yang kau maksud," Sarada terlihat ingin menangis.

"Kau tidak perlu tau nama nya, yang perlu kau tau diri mu itu adalah alat untuk ku balas dendam, kedua orang tua mu telah meninggal tentu saja aku akan membuat anak mereka menderita, maaf telah membuat mu harus mendengar kebenaran ini, aku mohon pada jangan meninggalkan aku," Ucap Boruto sembari menghapus jejak air mata di pipi Sarada.

"Kenapa? hiks hiks kenapa kau melakukan ini? aku salah apa?" Sarada menangis kaca mata merah itu sudah di penuhi dengan air mata.

"Kau tidak salah," Boruto berucap dengan santai, ia sudah menebak reaksi Sarada.

Di balik pintu, Chocho mendengar semua yang Boruto ucapkan, jujur saja ia merasa geram dengan Boruto, bisa bisa nya  Boruto ingin membuat Sarada menderita. Chocho mengepalkan tangannya memendam rasa benci pada cowok seperti itu.

......

hallo minna gimana cerita kali ini?
kurang menarik ya.

jangan lupa
vote and komen

🤗salam author 🤗

信じるよ  Shinjiru yo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang