Kebohongan yang terbongkar

1.1K 110 14
                                    

Sarada berjalan di lorong rumah sakit ia harus kembali ke kamar rawat, luka nya masih berbekas dan karena itu Boruto menyuruh nya untuk tetap tinggal di rumah sakit selama beberapa waktu.

"Cho, gue mohon sama lo buat bantu gue sekali ini aja."

Samar samar Sarada dapat mendengar seorang menyebut nama teman  nya, mendekat ke dinding mengintip dua orang di belokan lorong.

"Gak bisa Sumire, Sarada sahabat gue mana mungkin gue ngelakuin itu sama dia. Dia gak tau apa apa Sumire gue mohon hentikan semua rancana lo gue gak mau lo kenapa kenapa Sum," lirih Chocho berjongkok di hadapan Sumire yang menangis.

"Bantu gue, please, hiks.. kali ini aja," isak Sumire semakin menjadi mengundang perhatian beberapa orang. Perlahan Sarada keluar dari tempat persembunyian memghampir Sumire dan Chocho.

"Sumire, mungkin aku bisa bantu," ucap Sarada tersenyum, Chocho terdiam mencerna ucapan Sarada. Sumire menatap Sarada dengan sayu, tersenyum menggapai kedua tangan Sarada.

"Sar, gue antar ke kamar lo aja ya," ucap Chocho mencegah Sarada untuk ikut rencana jahat Sumire.

"Cho, Sumire lagi butuh bantuan gak mungkin aku ninggalin dia," balas Sarada dengan tatapan menyakinkan.

"Sar, tapi lo harus istirahat kan?" Tanya Chocho membuat Sumire geram.

"Lo mau bantu gue kan?" Tanya Sumire, sedangkan Chocho terkejut akan pertanyaan Sumire dan itu pasti berujung buruk pada nasib Sarada.

"Iya."

"Sar-" ucapan Chocho terhenti kala Sumire memotong ucapannya.

"Kalau gitu kita rooftop dulu," ucap Sumire memberi kode pada Sarada agar mendorong kursi roda nya menuju Lift, Chocho berlari menuju ruang Hinata di sana pasti ada seseorang yang akan membantu diri nya untuk menyelamatkan Sarada.

🎀🎀🎀

BRAK

Boruto dan yang lainnya menoleh pada pintu ruang inap Hinata, Chocho muncul dengan nafas tersengal sontak mengundang tanya di benak mereka.

"Kenapa lo tong?" Tanya Inojin sambil bermain game di ponsel.

"Au nih ganggu orang aja," Shikadai ikut menimpali.

"Boruto, lo.... Harus ....ke rooftop sekarang.....Sarada dalam Bahaya," ucap Chocho yang sudah duduk di sofa mengabaikan reaksi Boruto dan teman temannya. Boruto bangkit berlari keluar kamar tujuan nya sekarang hanya rooftop, menekan tombol lift secepat kilat.

"Kamu kenapa Sumire?" Tanya Sarada melihat sumire yang menatap tajam ke arah nya.

"Gue boleh benci diri lo?" Tanya Sumire pada Sarada.

"Benci aku? Kenapa kamu benci aku? Aku ada salah?" Sarada bertanya dengan wajah was was takut menyinggung Sumire.

"Lo polos atau bego sih? Lo udah rebut semua kebahagiaan gue, gue benci lo yang sok polos," lirih Sumire membuat Sarada merasa bersalah.

"Aku gak pernah ngerebut  kebahagian kamu Sumire," ucap Sarada.

"Lo bilang gak pernah? Lo udah rebut Sahabat, teman dan kepercayaan orang orang di sekeliling gue, bahkan lo udah rebut Chocho sahabat gue gak cuma itu bahkan lo rebut Boruto orang yang gue cintai, gue benci lo hiks hiks gue benci lo Sarada."

Isak Sumire membuat Sarada terduduk di lantai, apa ia  sudah merebut Chocho dari Sumire. Boruto apa dia tak bahagia bersamanya? Lalu kenapa kemarin ia meminta agar tetap di samping nya, pikiran Sarada kacau.

"Dan kedua orang tua lo buat gue gak bisa jalan kayak gini," ucap Sumire.

Perlahan bulir air turun tanpa di minta Sarada menangis, apa kesalahannya begitu besar sampai membuat orang lain menderita?

"Hiks..mama sama papa gak mungkin ngelakuin itu dengan sengaja...mereka pasti gak sengaja hiksss..," Sarada menutup wajah dengan kedua tangan.

Sumire tersenyum mata nya sakit karena harus memaksa mengeluarkan air mata nya, senang? Tentu saja sisa rencana tinggal mendorong Sarada dari atas sini, licik itu memang dia.

Sumire bangkit dari kursi roda kaki nya capek karena terus di tekuk, ia mulai mendorong bahu kecil yang bergetar ke belakang dimana maut akan menjemput.

"Sarada gue bener bener nyesal deh," ucap Sumire membuat Sarada sadar tubuh nya hendak terjatuh dari atas sini.

"Sumire kamu-"

Ucapan Sarada terputus sadar mungkin ini yang terbaik untuk nya, mati. Dengan begini ia tak akan merenggut kebahagian orang lain lagi kan.

Hap.

"Jangan bikin khawatir Sara," ucap Boruto.

Sumire terkejut dengan apa yang ada di depan mata nya, Boruto merengkuh pinggang Sarada membawa kepelukan hangat. Sumire segera terududuk sebelum Boruto menyadari nya.

"Lo pikir gue sebodoh itu?!" Tanya Boruto tanpa melirik Sumire, ya Boruto melihat semua kejadian dari awal di tambah cerita Inojin tentang kebusukan Sumire.

Sarada menatap Boruto dengan datar, ia ingat seharusnya menjauh dari kehidupan Boruto tak ingin bahagia di atas penderitaan orang lain.

"Maksud kamu?" Tanya Sumire.

"Biar Inojn yang urus," ucap Boruto membopong tubuh Sarada membawa nya pergi dari rooftop.

"Ah, segera banget ya rasanya," Ucap Inojin muncul di balik tembok melihat Sumire dengan senyum.

"Puas lo!" Geram Sumire menujuk Inojin.

"Gue belum puas, sebelum lo pergi jauh dari hidup Boruto dan Sarada," balas Inojin dengan santai, mendorong kursi roda milik Sumire dengan kaki membuat benda tak bersalah itu jatuh dari atas  rooftop.

"Sialan lo," Sumire berdiri menampar Inojin namun di tahan oleh Himawari.

"Kak, padahal kukira kakak baik, tapi ternyata, aku benci kakak jangan pernah menyentuh kak Inojin dengan tangan busuk kakak," ucap Himawari membuat Sumire sadar tak ada peluang untuknya bisa terus bersama Boruto, namun ia tak akan menyerah.

"Lo pikir gue peduli?" Tanya Sumire dengan wajah sinis.

"Terserah, ayo ikut gue," ucap Inojin menarik paksa Sumire.

🎀🎀🎀

"Sar, kamu gak apa kan?" Tanya Boruto.

"Boruto, mungkin Sumire benar aku udah rebut kamu dari dia, hiks hikss," isak Sarada.

"Hey, itu semua gak bener kamu gak rebut siapa pun," ucap Boruto.

"Tapi, dia menderita karena aku."

Boruto memeluk Sarada erat mengelus surai hitam itu dengan lembut, seharusnya ia sadar Sumire itu bertopeng dan jangan lupa dia juga artis ratu drama.

"Semua yang di katakan Sumire itu bohong," ucap Boruto melepas pelukan menatap Sarada dengan senyum tulus.

"Tapi-"

"Shtt, kamu harus istirahat, gak usah mikir apa apa dulu," ucap Boruto membaring kan Sarada di kasur rumah sakit.

"Urusan Sumire biar aku yang tanganin," ucap Boruto sebelum Sarada menutuo matanya, ia juga mencium pipi Sarada membuat sang empu malu setengah mati.

.......

Hallo minna gimana chap kali ini? Kayaknya biasa aja ya, hehehe author lagi pengen ngejar waktu yang kebuang. Gomen kalau ceritanya garing, author masih pemula.

Jangan lupa
vote and komen

🤑Salam author🤑

信じるよ  Shinjiru yo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang