Satu

3.3K 421 46
                                    

Prefektur Gunma adalah tujuan wisata yang paling banyak dicari bagi penikmat ski pada musim salju di setiap tahun yang ada.

Sakura menatap pada bangunan megah yang memiliki gapura berbahan kayu mewah dengan tulisan selamat datang yang besar, Norn Minakami Ski Area adalah tujuan utamanya.

Resort yang memiliki fasilitas terlengkap, ada banyak villa kecil yang tersebar di dalam hutan dengan jarak yang lumayan jauh sehingga memberikan privasi yang memuaskan.

Wanita itu menekan sepatu bot kusamnya pada gundukan salju dan menarik tas besar berwarna hitam di pundaknya dengan lebih erat, dia menarik napas panjang dan melepaskannya begitu saja.

"Di sini kan tempat yang Ino beritahu?" gumamnya pada diri sendiri.

Sakura berjalan masuk, begitu kakinya menapak pada lobi resort, wanita bermata hijau itu di sambut oleh seorang wanita cantik yang memiliki mata sewarna batu amethyst yang berkilauan. Bibirnya tersenyum ramah.

"Menginap?" tanya si resepsionis.

Sakura melihat sekeliling, matanya menangkap kepulan uap di dapur yang tak jauh dari sana lalu mengangguk, "Tolong reservasi untuk dua minggu."

"Oh, kau menghabiskan waktu untuk berlibur dan bermain ski?" tanya wanita itu.

Sakura menatap matanya dan mengangguk, "Tokyo membuat otakku hampir sebeku salju, dan tumpukan salju ada untuk mencairkannya."

Wanita itu tertawa lalu menyerahkan sebuah kunci.

"Semoga kau betah, datanglah kapanpun kau menginginkan kudapan hangat, dapur kami terbuka untuk siapapun."

"Terimakasih," jawab Sakura sambil tersenyum ramah. Begitu mendapat kuncinya wanita itu berbalik dan mengulas senyum pada seorang pria berambut pirang yang memegang tongkat ski.

"Bersedia untuk berkeliling sementara kita menuju villa yang akan kau tempati?" tanya pria itu.

Sakura menoleh pada wanita berambut ungu tadi dan mengangkat alis, "Aku harus berjalan kaki? Memasuki hutan?"

Wanita itu tertawa, "Kau akan menyukainya. Berjalan kaki membuat kau akan semakin takjub dengan resort ini."

Sakura menghela napas dan menggelengkan kepalanya, "Kupikir kakiku hampir patah setelah berjalan dari stasiun hingga kemari," wanita itu mendekat pada pria berambut pirang tadi dan mengucapkan terimakasih begitu sang pria mengambil alih tasnya.

"Kau akan merubah mendapat itu begitu memasuki hutan dan terpesona dengan keindahannya."

Sakura tertawa pelan, tangannya saling menggosok dan uap mengepul dari mulutnya setiap ia berbicara, "Apa kau selalu mengantar satu persatu pengunjung seperti ini?" tanya Sakura.

Pria itu tertawa, melangkah menginjak gundukan salju, mengulurkan tangan pada Sakura dan membantunya melewati lubang yang mungkin akan retak dan berpotensi membuat kakinya terjebak, "Itu adalah salah satu pesona resort kami. Mengantar pelanggan sama dengan berusaha membuat mereka betah dan akan kembali pada musim salju tahun depan."

Sakura tertawa, "Strategi yang luar biasa. Bagaimana jika banyak pengunjung datang bersamaan?" tanya Sakura heran.

"Kita bisa berjalan bergerombol, lalu begitu ada rusa hutan atau beruang datang, kata bisa memulai perang," jawab pria itu dengan jenaka.

Sakura tertawa, wanita itu merapatkan topi rajut dan menatap pada puluhan pohon Pinus yang berjejer rapih, daunnya bertutup salju, batang besarnya tampak kokoh meski akarnya mendingin.

"Boleh aku mengetahui namamu, tuan?" tanya Sakura.

Pria itu menoleh, "Tentu, aku Naruto. Dan jangan katakan pada wanita yang berada di belakang meja tadi bahwa aku berusaha menggodamu."

Doktor, my problem! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang