Sore berganti malam, malam ini Disa masih setia berada di restoran tempatnya bekerja. Ia bekerja di restoran bukan tanpa sebab, ia sangat butuh uang meskipun Ayahnya memberi dia uang tapi itu tidak cukup untuk biayanya sekolah dan lain-lain.
Pukul 20.30. ia masih mengerjakan pekerjaan rumah di restoran, seharusnya ia pulang pukul 20.00 tapi karena ada tugas ia harus menetap sebentar.
Restoran tutup pukul 22.00 tetapi Disa hanya diperbolehkan bekerja sampai pukul 20.00 saja karena ia masih pelajar, berbeda dengan pekerja lainnya yang sudah tamat sekolah.
"Dis," panggil salah satu pelayan di restoran tersebut.
Disa menoleh ketika ada yang memanggilnya, ternyata itu Rosa, "Ada apa kak Ros?"
"Boleh aku duduk?" tanya Rosa menatap Disa yang menulis.
"Boleh, duduk aja kak"
Rosa pun duduk di samping Disa, "kamu masih pelajar tapi kenapa harus bekerja?"
Disa menghentikan kegiatan menulisnya lalu menatap Rosa dengan senyuman.
"Aku gak mau bebanin orangtua aku kak, jadinya aku milih kerja aja"
"Apa orangtua mu gak khawatir? Aku sering lihat kamu sepulang sekolah langsung kesini"
"Khawatir? Kurasa tidak. Malah mungkin mereka akan senang jika aku tak pernah pulang" kalimat tersebut lolos dari mulut Disa.
Rose tahu keadaan Disa di rumah tidak sebaik ketika dia berada di luar. Disa hanya memakai topeng ketika di luar.
"Sampai kapan kamu memakai topeng itu, Dis?"
"Sampai semuanya selesai,"
Rosa menghela nafas, bagaimanapun Disa sudah ia anggap sebagai adiknya begitu juga sebaliknya.
Disa merapikan bukunya lalu melirik Rosa, "Kak, kalau aku gak pernah kembali gimana?"
Rosa terkejut dengan pertanyaan Disa, "kamu ngomong apa sih Dis, jangan lakuin hal aneh lagi"
Disa lalu menggulung jaketnya menampakkan kulit mulusnya yang tergores banyak luka, Rosa terkejut melihatnya.
"Kamu lakuin itu lagi? Kenapa?" tanya Rosa.
"Aku gak tau lagi harus gimana, aku lebih suka gini"
"Jangan lakuin lagi, Dis. Sekarang kamu pulang ya udah malam"
"Iya kak, see you"
Disa akhirnya pergi keluar dari restoran tersebut, dan Rosa melanjutkan pekerjaannya.
🥀🥀🥀
Disa tiba di halaman rumah bernuansa putih.
Ia berjalan memasuki rumah, dan melihat ruang tamu yang kosong. Rumah itu seperti tak berpenghuni.
Ketika ia hendak menaiki tangga, Disa terkejut dengan suara seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionSaya menulis ini karena saya punya luka, dan anda membaca cerita saya karena kita berbagi luka "Kamu pacarku" "Lalu kak Nara?" "Dia juga pacarku" "Bara gilaa" Disa menghentakkan kakinya sambil berteriak di depan Bara. Kebahagiaan itu pasti datang, k...