Pagi yang cerah, seorang gadis berseragam putih abu-abu sedang berlari ke arah sekolah. Waktu menunjukkan pukul 06.44. Gerbang sekolah hampir saja ditutup 1 menit lagi.
"Pak, tunggu pak," teriak gadis tersebut, menghentikan pekerjaan satpam sekolah.
Satpam tersebut melihat ke arah gadis tersebut lalu tersenyum.
Akhirnya gadis tersebut berhasil masuk sebelum bel berbunyi, syukurlah.
"Tumben sekali kamu telat, Dis?" tanya pak satpam tadi.
"Iya Pak. Tadi Disa bangun kesiangan" ucap gadis tadi yang diketahui bernama Disa.
"Ya sudah masuk kelas sana, sebentar lagi bel berbunyi"
Disa mengangguk lalu pergi menuju kelasnya sambil berlari.
Disa masuk kedalam kelasnya yang terlihat ramai.
Ia tak mempedulikan semua murid satu kelas yang menatapnya. Disa berjalan menuju ke mejanya sendiri. Yang berada di pojok belakang kelas, tepatnya dekat jendela.
Ya, sendiri. Ia tak mempunyai teman, semua bahkan menjauhinya.
Disa menunduk di atas meja sambil memejamkan matanya. Tak lama kemudian ada seorang gadis yang menggebrak meja Disa.
"Heh, bangun lo" ucap gadis tersebut.
Disa yang tadinya ingin tidur, ia urungkan karena wanita yang dihadapannya.
"Kenapa?" tanya Disa sambil menatap manik bola mata gadis di depannya.
"Pake nanya lagi, kalau mau tidur tu jangan disini. Tidur di jalanan sono, lu lebih pantes tidur di tempat sampah tau gak!" bentak gadis tersebut dan membuat seisi kelasnya ikut menertawakan Disa.
"Tapi k-kenapa aku harus tidur di jalanan, Fris?" tanya Disa pada Friska sambil air mata yang menetes membasahi pipinya.
"Lo itu budak, babu tau gak! Gak pantes tinggal disini!" Friska langsung menjambak rambut panjang Disa hingga kencang.
Disa hanya bisa menangis, ia tak kuasa untuk melawan Friska yang bersama teman-temannya.
"Friska!" bentak seorang laki-laki di depan pintu.
Gadis yang bernama Friska lalu berbalik dan menatap siapa yang berani memanggilnya dengan nada keras.
Dan, boooommm!!!
Friska terkejut melihat siapa yang meneriaki namanya. Itu adalah Pak Hando, wali kelas mereka.
"Ikut saya ke ruang guru sekarang! Untuk murid yang lain kerjakan buku paket halaman 20-23"
Pak Hando langsung pergi menuju ruangannya disusul dengan Friska di belakangnya.
"Awas lo nanti" ancam Friska pada Disa.
Disa melihat nanar punggung Friska yang mulai menghilang keluar kelas.
Ia segera mengambil alat tulis dan buku paketnya lalu mengerjakan tugas yang diberikan pak Hando.
Tak lama kemudian, Friska datang bersama Pak Hando
Ia menatap Disa dengan tatapan seolah olah membenci nya sangat dalam.
Disa tak menghiraukan tatapan tersebut, dia lebih fokus ke pelajarannya.
"10 menit lagi kumpulkan tugas kalian" Pak Hando mengucap dengan tegas ke seluruh murid satu kelas.
"Siap, Pak!" ucap murid satu kelas bersamaan.
Disa mengerjakannya dengan rapi, tak sampai batas waktu ia langsung maju kedepan dan mengumpulkan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Ficção AdolescenteSaya menulis ini karena saya punya luka, dan anda membaca cerita saya karena kita berbagi luka "Kamu pacarku" "Lalu kak Nara?" "Dia juga pacarku" "Bara gilaa" Disa menghentakkan kakinya sambil berteriak di depan Bara. Kebahagiaan itu pasti datang, k...