Disinilah lalice berada satu meja dengan mantan suami dari kakaknya, Jeon Jungkook. Tadi pagi jungkook menelfon meminta dirinya untuk bertemu di caffe dekat kampusnya, setelah kepergian rose Lalice dan jungkook memang tidak bicara sama sekali, mengingat keduanya tidak begitu dekat karena sifat jungkook yang begitu dingin dan acuh tak acuh membuatnya malas untuk sekedar mengakrabkan diri dengan dirinya. Kendati hubungan mereka dulu masih adik ipar dan kakak ipar.
" ada apa ? " Tanya lalice to the point ia tidak ingin lama-lama dengan jungkook karena merasakan aura mencengkam dari jungkook yang menatap dirinya dengan dingin.
" menikahlah denganku " ucap jungkook dengan nada dingin
Apa ! Apa yang dia katakan ? menikah dengannya ?! Apa dia sudah gila ? makam rose masih basah dan dia mengajak lalice untuk menikah dimana otak lak-laki ini.
" apa kau gila mengajakku menikah dimana hati nuranimu, rose baru saja meninggal dan kau berbicara tentang pernikahan disini " marah lisa kepada jungkook. Dia begitu marah dengan apa yang dikatakan oleh jungkook, apakah dirinya tidak menghargai mendiang istrinya huh.
" dengar, jangan terlalu percaya diri. Aku menikahimu karena itu semua keinginan dari istriku, jika itu bukan karnanya aku tidak akan sudi mau menikah dengan bocah tengik sepertimu ! " kata jungkook pedas.
Lalice mengepalkan tangannya, menahan amarah. " kau kira aku mau menikah dengan ahjussi-ahjussi sepertimu huh. aku tidak akan mau menikah dengan orang menyebalkan seperti dirimu "
Jungkook mengeraskan rahangnya matanya menyiratkan amarah yang sejak tadi berusaha ia tahan, tatapannya begitu tajam. Lisa yang melihat itu sedikit takut, tetapi langsung saja ia tepis dengan menatap jungkook tak kalah sengit.
" baiklah terserah jika itu maumu, aku tidak akan mau memaksa. Aku akan mencari wanita lain yang bersedia merawat anakku. Bukan berarti meskipun kau menolaknya aku akan keberatan dengan semua itu, tentu saja tidak bocah "
Jungkook berdiri dari duduknya, merogoh kantung celananya mengambil uang ratusan won dari dompet mahalnya dan meletakkannya di atas meja. Lalu pergi begitu saja meninggalkan lisa.
Lisa menendang meja didepannya sampai bergeser berbunyi nyaring ke belakang, tidak memperdulikan orang-orang di dalam kafe yang menatap aneh kearahnya.
Sialan umpat lisa.