" apa kau sudah gila memukul yuna sampai hidungnya menjadi patah. Kau sebut dirimu itu preman begitu! "
Lalice berdecak dan memutar bola matanya malas " wanita itu duluan yang telah menamparku dan aku hanya membalasnya " bela lalice tidak terima.
Jungkook berusaha meredam amarahnya dengan merendahkan suaranya " tapi tidak dengan membalas memukulnya, jika keadaan yuna seperti itu apa yang harus aku jelaskan didepan kedua orang tuanya. Apa aku harus mengatakan bahwa adik iparku tidak sengaja memukulnya begitu huh "
Lalice berdecih, kenapa jungkook malah membela perempuan ular itu. perduli setan namanya siapa ? yuna ? lalice tidak perduli. Yang paling membuatnya kesal bahkan jungkook tidak memberi kesempatan lalice untuk menjelaskannya.
" aku tidak perduli, dia sudah menghina kakakku dan keponakanku apa aku harus berdiam diri ketika keponakanku akan di sakiti huh. Apa aku akan diam ketika kakakku dihina begitu menurutmu jeon "
" yang bisa kau lakukan hanya menyalahkanku tanpa tau kebenarannya, kau bahkan ingin menikah dengan wanita lain disaat kakakku baru saja meninggal. Apa kau benar-benar mencintainya ?. Kau tidak mempunyai hati, kau hanya mementingkan harga dirimu saja " lanjut lalice dengan nafas memburu, akhirnya ia bisa meluapkan kekesalan yang telah dipendamnya sejak tadi.
Rahang jungkook mengeras ia menggebrak meja sampai lisa terkejut. " sudah cukup bicaranya! "
" Tahu apa kau tentang diriku huh, kau hanya bocah yang suka berbuat onar. Kau tidak tahu apa-apa tentangku. Jadi diamlah dan tutup mulutmu "
Mata lisa berkaca-kaca mendapat penghinaan dari jungkook. Lalice begitu membenci jungkook, ingin sekali ia memukulnya sampai babak belur jika tidak ingat bahwa lelaki di depannya ini adalah pria yang di cintai oleh mendiang kakaknya. Jungkook tersenyum miring ia mendekatkan wajahnya di depan wajah lalice yang hanya diam menatapnya dengan tatapan benci.
" aku tahu apa yang terbaik putraku. kau bahkan menolakku untuk menikah lalu apa perdulimu.meskipun aku menikah dengan yuna itu bukan lagi urusanmu "
" baiklah ayo menikah "
Jeon jungkook sedikit terkejut mendengarnya, lalu ia segera merubah wajahnya menjadi dingin kembali. jungkook menjauhkan wajahnya dari wajah lisa dan duduk kembali. Kemudian ia tersenyum sinis.
" oh jadi kau merasa terhina. Makanya kau menerima pernikahan ini, kalau seperti itu maka lupakan."
" dengarkan baik-baik kata-kataku jeon, aku melakukan semua ini demi doyoung dan juga rose. Aku tidak ingin anak kakakku menderita mendapatkan ibu seperti wanita sialan itu. Jadi jangan besar kepala kau kalau aku menerima ini karena aku menginginkannya, sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menginginkannya "
***
Jeonjungkook tersenyum miring ketika mengingat percakapannya tadi dengan lalice.Selain suka membuat masalah ia adalah gadis yang sok tahu, bagaimana bisa diamengatakan kalau ia tidak mencintai rose, bahkan sebaliknya ia begitumencintainya sampai saat ini. Kata siapa ia tidak terpukul ketika istrinya dinyatakan meninggal waktu itu, ia begitu terpukul bahkan hatinya seperti dicabik-cabik dan nyawanya seperti di tarik bergitu saja dari raganya. Iaseperti benda mati ketika melihat istrinya terbujur kaku dengan mata tertutup.Bahkan air matanya yang ingin keluar tidak bisa seakan stok air matanya kering,sakit hatinya jauh lebih menyakitkan daripada menangis sampai, mengeluarkan airmatanya ia tidak bisa.
foto diatas sebagai contoh pernikahan jungkook dan rose
Jungkook mendongak menatap gambar yang berada di dapannya, ya foto pernikahanannya dengan Rose mereka tampak begitu bahagia dengan jungkook dan rose yang tersenyum kearah kamera, dan tangan jungkook yang merangkul pinggang istrinya mesra. Jungkook tersenyum miris, ketika mengingat momen paling bahagia mereka berdua.
Tapi senyumannya kembali luntur ketika mengingat dokter mengatakan kalau rose sudah pergi dari dunia ini, kanker otak yang di deritanya selama bertahun-tahun telah merengut nyawanya, berbagai cara telah jungkook lakukan agar rose bisa sembuh dengan mengirim tenaga medis terkenal di seluruh dunia dan bahkan berbagai macam kemoterapi telah dilakukan untuk mengobati istrinya, tetapi takdir berkata lain, tuhan mengambil rose dari sisinya. Lalu jungkook tertawa miris saat setetes air matanya jatuh mengenai punggung tangannya. tiba-tiba jungkook memegang kepalanya yang tiba-tiba merasakan sakit karena mengingat momen menyedihkan itu. Momen dia kehilangan orang yang begitu ia cintai.
" akh " ia duduk di kursi kebesarannya, tangannya memijat pelan pangkal hidungnya agar mengurangi rasa sakitnya.
" kau tidak papa Jung ? " Tanya seok jin cemas ketika melihat jungkook meringis memegang dahinya. Ia baru saja datang membawa beberapa berkas untuk di tanda tangani oleh jungkook.
Jungkook mendongak melihat Jin " aku baik-baik saja hyung " jawab jungkook serak.
Jin menghela nafasnya ia menaruh berkas-berkas itu di meja jungkook dan menyuruh OB untuk mengantarkan teh herbal ke ruangan jungkook, jungkook tidak menolak ia sepertinya membutuhkan untuk mengurangi sakit kepalanya. Beberapa menit kemudian seorang OB datang membawa teh herbal untuk jungkook ia meletakkannya di atas meja dan langsung izin undur diri yang di balas terimakasih oleh Jin.
Jungkook meminum sedikit teh itu dan meletakkannya kembali di atas meja, jin duduk di depan jungkook.
" apa sudah mendingan ? "
Jungkook mengangguk setelah merasakan sakit kepalanya sudah berkurang.
" apa kau sudah mempersiapkan semua yang ku suruh hyung "
Jin mengangguk " ya, aku sudah mengurus masalah dengan orang tua yuna " jin mengernyitkan dahinya ketika pertanyaan besar terlintas di pikirannya.
" jung apa yang sebenarnya kau rencanakan, kau bahkan tahu semuanya kalau yuna adalah wanita yang kasar pada anakmu dan dia juga telah menampar lalice karena melindungi putramu. Lalu kenapa kau mau menikahi wanita gila itu ? " heran jin.
" kata siapa aku mau menikahinya, bahkan di dalam mimpiku aku tidak sudi menikahinya. aku hanya memberikan pelajaran pada bocah itu karena telah berani menolakku "
Jin menggeleng-gelengkan kepalanya, entah kenapa kepala jin ikut berdenyut mendengarnya dia tidak bisa menebak jalan pikiran jungkook.
" kau begitu misterius jung " kata jin di dalam hati
" lalu apa lalice mau menikah denganmu ? " Tanya jin hati-hati.
Mata jungkook menjadi sendu, meskipun wajahnya terlihat datar tetapi jin bisa melihat ada sedikit kesedihan dimatanya.
" dia tidak ada pilihan lain, karena bagaimanapun dia tidak akan bisa mengabaikan permintaan rose " jawab jungkook dingin, sambil memainkan bolpoint di tangannya.