*Sakura Pov*
Hai, namaku Haruno Sakura. gadis yang tinggal disebuah perdesaan yang sangat jauh dari kota.
Hm, ngomong-ngomong usiaku meninjak 18 tahun dan aku juga sudah kelas 3 SMA, hahaha.
Sebentar lagi aku akan keluar dari sekolah yang membosankan ini.
Hm, karena aku sudah kelas 3 SMA jadi banyak tugas yang akan aku laksanakan, yah termasuk menyanyi menggunakan alat music.
Ok, aku mengaku aku sama sekali tidak bisa memainkan alat music apapun, termasuk Gitar!!
Alat music itu menjadi menyeramkan bagiku, karena hanya aku saja yang tidak bisa memainkannya.
Semua teman kelasku bisa memainkannya, termasuk sahabatku sendiri.
Aku sudah berlatih dengan sahabat ku tapi tetap saja, aku tidak bisa.
Dan sekarang aku pun sedang berlatih sendirian dikamarku menggunakan gitar milik sahabatku.
"Hah~" hela nafasku yang sudah menyerah, sudah hampir 3 jam aku berlatih gitar, namun tak satu pun kunci gitar dikuasai olehku.
Mungkin ini yang namanya bukan bakat, kalau saja penilaian untuk bernyanyi dan bermain alat musik tidak penting.
Pasti aku akan menyerah dengan sangat cepat, dan yang paling pertama mengibarkan bendera putih.
Memang nasib sial selalu menimpaku.
"Sakura!!" teriak ibuku yang memekakan telingaku, ibuku selalu berteriak nyaring sekali seperti dihutan belantara yang tidak ada penghuninya, Aku pun langsung meletakan gitar milik sahabatku dikasur kecil milikku, dan aku pun langsung berjalan menghampiri ibuku.
"Hah, ada apa bu?"Tanyaku sembari menggaruk rambutku yang sebenarnya tidak gatal.
"Hm, tolong antarkan kue beras ini ke villa disebrang rumah. Mantan Majikan ibu ada disana, jadi tolong antarkan yah~"titah ibukku, aku pun langsung menghela nafas.
"Hah ~ kenapa bukan ibu saja, aku sedang berlatih gitar bu, Aku akan-"
"sudahlah, jangan membantah antarkan ini. Atau kalau tidak kamarmu akan ibu sewakan kepada turis!!" potong ibukku yang langsung membuatku membulatkan matanya.
Yah~ kawasan tempatku tinggal adalah kawasan wisata alam, udara disini juga masih sangat sejuk, jadi wajar saja banyak turis yang berwisata kesini dan membutuhkan kamar untuk berisitirahat.
Karena aku tidak mau kamarku disewakan, aku pun langsung mengambil kotak wadah kue beras itu. Dan langsung pergi meninggalkan ibuku.
Tak beberapa menit berselang, aku pun tiba didepan pintu villa yang sangat bagus, kata ibuku ini adalah villa pribadi milik mantan majikan ibuku dulu.
Yah~ dahulu, ibuku adalah seorang asisten rumah tangga di kota besar dia berhenti karena ayahku meninggal karena sakit.
"Permisi!!!" teriakku lantang sembari mengetuk-ngetuk pintu besar villa ini.
Tapi, sudah beberapa kali aku ketuk dan teriak Tidak ada satu pun yang menjawab, aku pun mulai kesal dan kembali mengetuk pintu itu dengan kasar.
"Permisi!!!" teriakku lantang, dan sebelum aku mengetuk pintu lagi.
Pintu besar itu terbuka, dan menampakan seorang pemuda yang berdiri dengan angkuh dihadapanku.