Yuki sedang sibuk bermain game dan aku memilih membaca salah satu koleksi novel Yuki, judul the case of the missing marquess membuatku tertarik. Saat setengah buku ku baca habis Keiko-chan masuk ke dalam kamar Yuki dengan mata sembab lalu duduk di tempat tidur.
"Keiko-chan ada apa ?"
Dia tidak membalas hanya kembali tertunduk. Aku memberinya tissue, menunggu sampai dia siap untuk bercerita.
"Hiro-kun mengatakan tidak bisa melanjutkan hubungan kami lagi." Yuki masih bermain game tetapi aku tau dia sedikit melirik ke arah kami.
Aku memeluk Keiko-chan lalu kuperhatikan matanya yang bengkak karena menangis. "Keiko-chan tau apa alasannya ?"
"Aku tidak tahu. Dia tidak bisa dihubungi. Aku tidak bisa bertemu dengannya karena masih disini."
Aku bingung harus menjawab apa. Jujur saja aku belum pernah mengalami situasi seperti ini. Aku melihat Keiko-chan mencoba menghubungi kekasihnya tetapi dering telepon berakhir tanpa ada jawaban.
"Onee-chan mau ke pantai ? Kau bisa teriak disana maka beban di hatimu sedikit berkurang." Keiko-chan mengangkat wajahnya menatapku dan aku balas menatapnya dengan anggukan dan senyuman yang meyakinkan.
Aku dan Yuki mengayuh sepeda kami menjaga kecepatan agak tidak terlalu cepat tetapi tidak lambat. Keiko-chan memenggang pundak Yuki agar tidak terjatuh dari boncengan sepeda. Wajahnya terlihat menikmati semilir angin sepanjang perjalanan.
Sekitar lima belas menit mengayuh sepeda, aroma air laut mulai tercium menandakan pantai sudah dekat. Sedangkan aku membawa keranjang burung kami di keranjang depan sepedaku. Yuki berencana melepaskan burung kami setelah sembuh, "Dia harus menyusul kawanannya." Katanya saat kutanya, "Dan seperti burung ini, semoga kau-pun bisa menyusul keluargamu." Lanjutnya.
Kami menyimpan sepeda di dekat pantai melanjutkan berjalan kaki ke bibir pantai. Aku melirik Yuki, mengisyaratkan apa yang akan kami lakukan dengan mataku.
"Onee-chan masih belum bisa menghubungi Hiro-kun ?" Yuki pertama kali membuka percakapan. Dibalas dengan gelengan dari Keiko-chan. Dia terlihat menarik napas dalam lalu maju beberapa langkah "HIRO-KUN BAKA."
"KAU BILANG MENYUKAIKAIKU." Keiko-chan kembali berteriak.
"KAU MEMBUAT KAKAKKU MENANGIS," Yuki berteriak disamping Keiko. "AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU."
Keiko-chan menatap Yuki lalu tertawa. Dia berbalik ke arahku lalu tersenyum. Beberapa kali Keiko-chan berteriak meneriakkan apa yang ada di dalam pikirannya.
Yuki mengambil sangkar burung yang ku pegang sejak tadi, dia mengeluarkan burung itu lalu memberikannya padaku. "Kau saja yang lepaskan."
Aku menatap burung di tangan Yuki, lalu bergantian menatapnya kembali. Yuki mengangguk. Aku mengambil burung dari tangan Yuki, mengelus kepalanya sebentar lalu melepasnya. Membiarkan burung itu membelah langit biru untuk segera berkumpul kembali dengan kawanannya.
Sisa hari itu kami habiskan dengan bermain di pantai. Suasana hati Keiko-chan terlihat lebih baik dari sebelumnya. Aku masih memandang ke arah burung itu menghilang. "Kau akan bertemu keluargamu, bersebaralah sedikit lagi." Yuki berdiri di sampingku ikut menatap langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aforisme
RomanceApakah kalian pernah mendengar bahwa seseorang yang koma memiliki mimpi yang sangat panjang ? Yume, seorang gadis kesepian yang mulai kehilangan semangatnya. Suatu ketika ia mengalami kecelakaan dan terbaring koma di rumah sakit. Setelah koma, ia mu...