Chapter 3 First Heartbeat

85 44 42
                                    

Raindrop

(Chapter 3)

First Heartbeat

***

When you look over your shoulder
for a minute i forget that  I’m older
I wanna dance with you right now
and you look as beautiful as ever
and I swear that everyday you’ll get better
you make me feel this way somehow

James Arthur –Say You Won’t Let Go

***

Dengan mengantongi satu nama yang Rafa ketahui saat lelaki yang menemui gadis di kafe kemarin, Rafa langsung mencari tahu lebih banyak tentang gadis yang di sapa Naya oleh lelaki yang diduga sebagai Rey.

Sebenarnya Rafa tidak perlu repot-repot mencari informasi tentang targetnya ini jika saja semua informasi mudah di dapat.
Rafa tidak menemukan data apapun tentang lelaki bernama Rey kecuali puluhan judul artikel tentang betapa kaya dan berpengaruhnya seorang Reyhan. Akhirnya Rafa memutuskan mencari tahu Siapa Rey lewat Naya itu.

Tapi masalah baru datang, Rafa tidak menemukan seorang gadis pun yang bernama Naya yang memiliki wajah persis sama seperti gadis kehujanan yang dia lihat di kafe kemarin. Akhirnya Rafa memutuskan untuk datang ke kafe yang ia kunjungi kemarin.

Saat tiba di kafe, Rafa adalah pengunjung pertama. Bahkan pelayan yang bekerja paruh waktu belum datang sepagi itu. Ibu pemilik kafe yang mendekati Rafa dan memberikan buku menu pada Rafa.

“Kamu selalu datang paling awal,” kata ibu pemilik kafe itu sambil tersenyum pada Rafa.

Rafa Membalas senyuman ibu pemilik kafe itu. “Sebenarnya saya sedang menunggu seseorang, Bu.” jawab Rafa mencoba untuk bersikap ramah. Lalu Rafa berpikir untuk menanyakan perihal gadis yang sedang dia tunggu kepada ibu yang masih mencatat pesanannya.

“Apakah Ibu kenal dengan gadis yang datang setelah saya kemarin? Dia duduk di sudut sana, memakai blus putih gading, rambutnya sedikit panjang bergelombang,” tanya Rafa. Ibu di hadapannya itu mengerutkan kening sambil berpikir.

“Oh, gadis itu yang kamu tunggu? Dia adalah temannya gadis yang menitipkan kuenya disini, tetapi Ibu lupa namanya. Tunggu saja sebentar lagi karena setiap hari selasa mereka akan datang lebih cepat dari biasanya” jelas ibu itu lalu pergi setelah Rafa mengucapkan terima kasih.

Dan benar saja, bahkan pesanan Rafa belum datang orang yang di tunggu-tunggu sudah muncul. Dua gadis yang dilihatnya kemarin memasuki kafe sambil bercanda. Rafa bisa melihat senyum dan tawa gadis itu yang memerangkap mata Rafa satu per sekian detik. Jantung Rafa berdetak kencang saat melihat orang yang dia tunggu.

Mata itu yang dia lihat kemarin, Rafa bisa merasakannya, ada rasa yang terasa aneh dalam dirinya yang menyakinkan hatinya bahwa kedua manik kenari itu adalah mata yang ia cari. Rafa sulit mengungkapkan apa sebenarnya yang dia rasa. Rasa nyaman mungkin.

Rafa mencoba untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia memang tidak berniat memata-matai dengan terang terangan, akan tetapi sudut matanya seperti tertarik magnet yang kuat sehingga mau tak mau maniknya memerangkap siluet indah itu lagi.

Setelah temannya pergi, Gadis yang tengah dia perhatikan tengah duduk sambil meletakkan tasnya di kursi di sisi sebelah kanan. mengeluarkan laptopnya dan mulai kesibukannya seperti kemarin.

Kali ini mata cokelat itu di tutupi kacamata yang bertengger di hidungnya, tapi tidak membuat Rafa kesulitan melihat pancaran hangat dari manik kenari itu. Gadis itu masih fokus dengan urusannya saat Rafa mendekat

RaindropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang