1. Pertemuan ✔️

523 202 125
                                    

Happy Reading!!
Vote-vote jangan lupa!!

Hidup itu bagaikan menaiki puncak gunungharus bisa bersabar,untuk menggapai tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidup itu bagaikan menaiki puncak gunung
harus bisa bersabar,
untuk menggapai tujuan.
Prilia Leonsyah


Prilia Leonsyah anak dari tuan Leonsyah dan nyonya Leonsyah, memiliki seorang kakak kembar yang bernama Aldo dan Aldi.

Pagi ini di kediaman Prilia sangat heboh, karena teriakan bunda yang heboh membangunkan seorang anak perempuan satu-satunya.

"Astaga, ADEK BANGUN!!!! UDAH SIANG!!!." teriakan dari Bunda dengan nada lembut dan baik buat kesehatan telinga, sambil pegang panci sama spatula.

"Huaa ... Aaa ... Iya bunda, adek bangun nih, jangan teriak-teriak dong Bun, telinga adek sakit." ucap sayup Prilia dengan suara parau khas baru bangun, ketika berbalik badan Prilia melihat muka Bundanya yang datar seperti menahan marah, sebelum atmosfer datang ke kamarnya dan menghancurkan hari pagi yang cerah, Prilia langsung kabur ke kamar mandi.

Bunda yang melihat Prilia kabur, dia hanya geleng-geleng kepala dan memijit kepalanya karena pusing.

"Hah ... Punya anak gitu amat yah." gumaman bunda Prilia, sedangkan Prilia mendengar itu hanya terkekeh di kamar mandi saat mendengar suara gumaman Bunda.

Bunda balik lagi ke dapur untuk lanjut melihat masakannya yang di tinggal demi membangunkan anak perempuan satu-satunya.



****

Prilia mandi membutuhkan waktu 10 menit, usai mandi dia langsung ke bawah untuk sarapan karena hari ini weekend jadi dia mau rebahan, bermanja bersama kasur dan juga laptopnya yang penuh dengan film-film yang akan ia tonton nanti.

Sesampainya di meja sarapan di sana ada kakak tersayang, ada bunda dan papa. Mereka nampak sangat kusut, karena pagi mereka harus di bangunkan hanya untuk sarapan.

"Pagi semua!!! lia yg cantik nan imut ini udah bangun!!!." teriak-Nya ke semua orang dan itu membuat yang lain langsung kaget, bahkan Aldi yang masih sayup-sayup langsung terkejut dengan berdiri.

"Astoge dek! masih pagi loh teriak-teriak begitu! ini bukan hutan!." ucap Aldo sang kakak dengan datar menatap adiknya.

"Tau tuh, dikiranya hutan apa? rumah Segede ini teriak-teriak nggak jelas, untung telinga gue gak tuli." ucap kak Aldi.

"Hehehe, maaf kakak-kakak ku tersayang, gak lagi deh." kata Prilia membentuk peace dijarinya, dengan cengar-cengir.

"Udah-udah Sekarang sarapan dan buat adek jangan di ulang yah sayang." ucap Bunda.

BRIAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang